Kamis, 10 Maret 2011

KATA ULANG, KONJUNGSI, IMBUHAN, FRASE


A. Kata Ulang (Reduplikasi)
Kata ulang atau reduplikasi ialah pengulangan satuan gramatik, baik seluruhnya maupun sebagian, baik dengan variasi fonem maupun tidak.

Macam-macam kata ulang
a. Kata ulang seluruh ialah pengulangan seluruh bentuk dasar.
    Misalnya : 
    buku-buku, perumahan-perumahan, sekali-sekali.
b. Kata ulang sebagian ialah pengulangan sebagian dari bentuk dasar.
    Misalnya : 
    lelaki (bentuk dasarnya laki), pertama-tama (bentuk 
    dasarnya pertama), membaca-baca (bentuk dasarnya baca)
c. Kata yang berkombinasi dengan pembubuhan afiks
    (kata ulangberimbuhan) ialah bentuk dasar diulang seluruhnya dan   
    berkombinasi dengan proses pembubuhan afiks.
    Misalnya : 
    kereta-keretaan  : bentuk dasarnya kereta
    rumah-rumahan : bentuk dasarnya rumah
d. Kata ulang dengan perubahan fonem (kata ulang berubah bunyi)
    Misalnya: 

    gerak-gerik : bentuk dasarnya gerak
    bolak-balik : bentuk dasarnya balik

Makna Kata Ulang
a. Menyatakan banyak tak tentu
    Misalnya : 

    Buku-buku itu telah kusimpan di dalam lemari.
b. Menyatakan banyak dan bermacam-macam
    Misalnya : 

    Buah-buahan di pinggir jalan harganya lebih murah.
c. Menyatakan menyerupai
    Misalnya : 

    Bang Husin memasang orang-orangan di tengah sawah.
d. Menyatakan agak
    Misalnya : 

    Walaupun sudah besar, anak itu masih kekana-kanakan.
e. Menyatakan intensitas
    Misalnya : 

    Pukullah dia kuat-kuat. ( intensitas kualitatif)
    Dari tadi ia bolak-balik saja. (intensitas frekuentatif)
f. Menyatakan saling (resiprok)
   Misalnya : Kedua remaja itu sedang bercubit-cubitan.
g. Menyatakan kolektif
    Misalnya : 

   Mereka masuk dua-dua dengan tertib.

B. Kata Penghubung (Konjungsi)

    Kata penghubung disebut juga kata sambung atau konjungsi. Kata penghubung adalah kata tugas yang menghubungkan antarklausa, antarkalimat, dan antarparagraf. Kata penghubung antarklausa biasanya terletak di tengah-tengah kalimat, sedangkan kata penghubung antarkalimat di awal kalimat (setelah tanda titik, tanda seru dan tanda tanya), dan kata penghubung antarparagraf letaknya di awal paragraf.

Macam-macam kata penghubung dan fungsinya:
1. menyatakan gabungan: dan, lagi, lagi pula, serta
2. menyatakan pertentangan, tetapi, akan tetapi, melainkan, namun, 

   sedangkan, padahal
3. menyatakan waktu: apabila, ketika, bilamana,.sebelum sejak, sesudah
4. menyatakan tujuan: supaya, agar, untuk
5. menyatakan sebab: sebab, karena, sebab itu, karena itu
6. menyatakan akibat: sehingga, sampai
7. menyatakan syarat: jika apabila, kalau, asalkan, bilamana
8. menyatakan tak bersyarat: walaupun, meskipun, biarpun
9. menyatakan pilihan: atau
10.menyatakan perbandingan: seperti, bagai, seakan-akan, ibarat, umpama, 
    daripada
11. menyatakan korelatif : semakin.... semakin...., kian...kian...., tidak hanya... 
     tetapi juga..., sedemikian rupa... sehingga..., baik... maupun...
12. menyatakan menguatkan : bahkan, apalagi
13. menyatakan rincian ........: yakni, adalah, yaitu, ialah
14. menyatakan penjelas (penegas) : bahwa
15. menyatakan urutan.........: mula-mula, lalu, kemudian
16. menyatakan pembatasan..: kecuali, selain, asal
17. menyatakan penanda contoh: misalnya, umpama, contoh
18. menyatakan penanda pengutamaan: yang penting, yang pokok,
     paling utama, terutama

C. Imbuhan

1. Imbuhan ter-
Imbuhan ter- mempunyai bentuk ter-, te-, dan tel-. Imbuhan ter- membentuk kata kerja dan kata sifat.

Makna imbuhan ter-

Menyatakan aspek perfektif, yaitu suatu perbuatantelah selesai.
Contoh: Buku ini tercetak tahun 2000.

Menyatakan aspek kontinuatif, yaitu suatu perbuatan tengah atau terus berlangsung.
Contoh: Perahu itu terapung sepanjang malam.

Menyatakan aspek spontanitas, perbuatan tiba-tiba atau tidak disengaja. Contoh: Pendaki gunung itu terperosok ke jurang.

Menyatakan intensitas atau repetitif (berulang-ulang).
Contoh: Wajahnya terbayang-bayang dalam ingatannya.

Menyatakan aspek potensialis, yaitu dapat di-
Contoh: Peti yang berat itu terangkat juga olehnya.
Menyatakan superlatif, yaitu paling...
Contoh: Dalam keluarganya ia tertinggi ukuran badannya.

Menyatakan tidak disengaja
Contoh: Kakiku terinjak di bus kota.

2. Imbuhan me-kan berfungsi membentuk kata kerja.
    Makna imbuhan me-kan

Menyatakan kausatif, yaitu menyebabkan terjadinya proses
Misalnya : Ayah sedang meninggikan tiang jemuran.
Menjadikan sebagai atau menganggap sebagai
Misalnya : Orang itu memperhambakan benda-benda antiknya.
Menyatakan intensitas
Misalnya : Mereka memperebutkan piala Gubernur DKI Jakarta.

3. Imbuhan per-an

Imbuhan per-an berfungsi sebagai pembentuk kata benda. Kata berimbuhan per-an merupakan hasil nominalisasi dari kata kerja yang sejalan dengan kata kerja bentuk ber- (-an), kata kerja bentuk memper- (-kan,-i).
Misalnya: perkenalan sejalan dengan berkenalan
Kesejalanan itu dapat dilihat dalam kalimat berikut:
Aku berkenalan dengan dia. Perkenalanku dengan dia tidak kuduga sebelumnya.

Makna Konfiks per-an

Menyatakan hal
Misalnya: Izin pergedungan di DKI Jakarta sangat ketat.
Menyatakan hasil
Misalnya: Kita harus menjunjung persatuan bangsa.
Menyatakan tempat, daerah
Misalnya: Vila itu sebagai peristirahatan keluarga presiden.
Menyatakan bergai-bagai
Misalnya: Surat lamaran pekerjaan harus disertai persyaratan  . . . .yang diminta.

4. Imbuhan serapan: -i,-iah,-wi, -is, -isme, -if, -al,-asi

Imbuhan ini merupakan serapan dari bahasa asing. Imbuhan serapan tersebut pada umumnya berfungsi sebagai pembentuk kata benda dan kata sifat. Makna yang umum untuk menandai kata sifat adalah mempunyai sifat atau ciri : Misalnya: legal, universal, sportif, aktif, egois. Sebaliknya -isme mengandung makna paham. Misalnya: nasionalisme, komunisme. Sufiks -tas menyatakan makna hal. Misalnya: kriminalitas, aktivitas. Sedangkan - asi menyatakan proses, misalnya: proklamasi, nasalisasi. Sedangkan sufiks -i, - iah, -wi menyatakan makna yang bersangkutan dengan, misalnya: gerejani, surgawi, alamiah.

5. Partikel asing : anti- pro-, eks-, pra-, swa-, intra-, trans-, non-

Partikel asing maksudnya imbuhan asing yang melekat pada awal kata dasar. Contoh: SMU kami sering mendapat juara dalam perlombaan intrakurikuler. .

D. Frase (Kelompok Kata)

Frase adalah kelompok kata yang terdiri dari dua kata atau lebih yang tidak melampaui batas fungsi.
Contoh : Hari ini / siswa SMU / sedang ujian / bahasa Indonesia./
                  K ............S ................P ................ .Pel.

Kalimat di atas terdiri dari empat frase, dan masing-masing mempunyai fungsi, yakni : keterangan, subjek, predikat, dan pelengkap. Frase-frase tersebut mempunyai unsur pusat (inti) yakni: hari, siswa, ujian , dan bahasa; dan unsur atribut, yakni: ini, SMU, sedang, dan Indonesia

Jenis-Jenis Frase
Berdasarkan unsur intinya, frase dibedakan menjadi:

a. Frase endosentris
1) Frase endosentris koordinatif, yaitu frase yang unsur-unsurnya   
    setara atau sederajat.
    Misalnya: Ayah dan ibu / sedang pergi.

2) Frase endosentris atributif, yaitu frase yang mempunyai unsur   
    pusat dan unsur atribut.    
    Misalnya: Sepatu saya / hilang.

3) Frase endosentris apositif, yaitu frase yang memiliki unsur pusat
    dan unsur aposisi.
    Misalnya: Aminah, anak Pak Lurah, / cantik sekali.

b. Frase eksosentris,
Frase rksosentris adalah frase yang tidak memiliki unsur pusat. Misalnya: Anak- anak itu / sedang bermain / di halaman.
Selain itu, frase dapat pula diperluas dengan kata yang. frase seperti ini akan membentuk klausa.

Misalnya:
1) Buku yang tebal itu / kepunyaanku.
2) Orang yang kemarin datang / pamanku.
3) Baju yang baru dibeli / kekecilan.
4) Laki-laki yang memakai kacamata itu / temanku.

Selain jenis frase di atas, dikenal pula Frase ambigu dan frase atributif berimbuhan.
Frase ambigu adalah frase yang bermakna ganda.
Misalnya: Lukisan ayah / dipajang / di ruang tamu.

Frase lukisan ayah mempunyai makna lukisan milik ayah, lukisan mengenai diri ayah, atau lukisan buatan ayah.
Frase atributif berimbuhan artinya frase yang unsur perluasannya berimbuhan.
Misalnya: Saya tidak berani berjalan melalui tangga berjalan.
              Kata tangga dalam frase tangga berjalan merupakan unsur
              pusat sedangkan berjalan merupakan unsur perluasan.

Perhatikan contoh frase di bawah ini!

"Guru kesenian hari ini tidak hadir."

Kalimat yang mengandung frase sejenis (frase atributif berimbuhan) dengan frase yang dicetak miring dalam kalimat di atas adalah : Model pembelajaran harus dibuat guru sebelum mengajar.
Satu landasan pemikiran dari pernyataan diatas adalah, karena kalimat tersebut mengandung frase atributif berimbuhan yakni model pembelajaran. Kata model merupakan unsur pusat sedangkan pembelajaran unsur perluasan (atribut).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar