Kamis, 10 Desember 2009

Sekedar Mengenal Imbuhan Se-

IMBUHAN SE-
I.Awalan “se-“.
Awalan “se-“ berfungsi membentuk kata keterangan (adverbia), sedangkan makna yang didapat sebagai hasil proses pengimbuhannya adalah menyatakan:
1. satu   
2. seluruh atau segenap   
3. sebanding, sama, serupa atau seperti
4. sama waktu atau pada waktu   
5. seberapa, sebanyak, sesuai
1. Untuk mendapatkan makna “satu” awalan “se-“ diimbuhkan pada kata benda (nomina) dan kata-kata yang menyatakan satuan ukuran.
Contoh:
a) Dia memesan segelas bir dingin dan seporsi sate kambing.
  (segelas, seporsi artinya satugelas, satu porsi)
b). Berapa harga seliter bensin sekarang?
  (seliter artinya satu liter)
c) Aya sepesawat dengan saya waktu berlibur ke Pulau Bali.
  (sepesawat artinya satu pesawat)
d) Ada serombongan wisatawan Jepang menginap di hotel ini.
  (serombongan artinya satu rombongan)
2. Untuk mendapat makna “seluruh atau segenap” awalan “se-“ diimbuhkan pada kata benda (nomina).
Contoh:
a) Menteri Dalam Negeri membuka rapat kerja gubernur se-Indonesia.
  (se-Indonesia artinya seluruh Indonesia)
b) Penduduk sedesa itu kena penyakit demam berdarah.
  (sedesa artinya seluruh desa)
c) Gara-gara dia siswa-siswa sekelas kena hukuman.
  (sekelas artinya seluruh kelas)
3. Untuk mendapatkan makna “sebanding, sama, atau serupa”, awalan “se-“ dimbuhkan pada kata sifat (adjektiva).
Contoh:
a).Ombak setinggi bukit telah menenggelamkan kapal nelayan itu.
  (setinggi artinya sama tinggi dengan (bukit)
b).Menurut selera saya masakan ini tidak seenak masakan ibu.
  (seenak artinya sama enak seperti (masakan)
c) Miki ingin punya pacar seganteng bintang film Tom Cruise.
  (seganteng artinya sama ganteng serupa (bintang film)
4. Untuk mendapatkan makna “sama waktu atau pada waktu” awalan “se-“ diimbuhkan pada kata kerja (verba).
Contoh:
a) Sekembali dari Indonesia dia sibuk dengan pekerjaan di kantor.
  (sekembali artinya begitu kembali)
b) Sedatang presiden direktur segera diadakan rapat staf.
  (sedatang artinya begitu atau pada waktu (presiden direktur) datang)
c) Setiba di bandara mereka dijemput oleh karyawan hotel itu.
  (setiba artinya begitu atau pada waktu (tiba)
5. Untuk mendapatkan makna “sebanyak, seberapa atau sesuai” awalan “se-“ diimbuhkan pada kata kerja (verba) yang menyatakan sikap atau kesanggupan.
Contoh:
a). Di sini kita bisa bermain-main sepuas hati kita.
  (sepuas artinya seberapa atau sampai (hati kita) puas)
b) Kerjakanlah sedapatmu, jangan terlalu memaksakan diri.
  (sedapatmu artinya sebanyak yang (kamu) dapat)
c) Kamu boleh beristirahat di kamar itu semaumu.
  (semaumu artinya seberapa atau sesuai dengan (kamu) mau)
Catatan : Awalan “se-“ pada kata-kata seperti setelah, sesudah, sebelum, dansehingga berfungsi membentuk kata penghubung (konjungsi).
II. Imbuhan Gabung “se-nya”.
Imbuhan gabung “se-nya” adalah awalan “se-“ dan akhiran “-nya” yang digabungkan pada sebuah kata dasar.
Imbuhan gabung “se-nya” berfungsi membentuk (a) kata penghubung (konjungsi),
(b) kata keterangan (adverbia).
1. Imbuhan “se-nya” sebagai kata pembentuk kata penghubung (konjungsi) digunakan secara terbatas pada beberapa kata tertentu dari jenis kata kerja (verba), kata sifat (adjektiva), atau kata keterangan ( adverbia).
Contoh:
a. Kami akan membeli mobil baru sekiranya ada uang lebih
  (sekiranya artinya umpamanya, andai kata atau kalau).
b. Sebaiknya kamu tidak berpacaran dengan gadis matre itu.
  (sebaiknya artinya lebih baik)
2. Imbuhan “se-nya” sebagai pembentuk kata keterangan (adverbia) digunakan secara terbatas pada beberapa kata kerja (verba) dan kata sifat(adjektiva).
Contoh:
a. Dia jatuh sakit sekembalinya dari berlibur di Pulau Bali.
  (sekembalinya artinya pada saat kembali)
b. Jangan bicara seenaknya tanpa mengindahkan perasaan orang lain.
  (seenaknya artinya enak saja, sembarangan atau semau hati )
Catatan:
Berbeda dengan akhiran”-nya pada kata sepatutnya, sekiranya dll., kata “-nya” pada kata seperti sedapatnya, sepuasnya, sekenyangnya, seenaknya, semaunya, adalah kata ganti orang ketiga, bukan akhiran “-nya”, sebab posisinya dapat diganti dengan “-mu”, misalnya, sedapatmu, sepuasmu, sekenyangmu, seenakmu, semaumu.

Kamis, 12 November 2009

KATA BAKU DARI A KE Z

KATA BAKU DARI A SAMPAI Z
tidak baku (baku) : arti

A
abrasi (aberasi): Penyimpangan dari yang umum; tidak wajar
absorsi (absorpsi): penyerapan; penghisapan
accu (aki): alat himpun tenaga listrik
adap (adab): moral; etika; sopan-santun
adegio (adagio): waktu perlahan-lahan, tetapi berekspresi tinggi
adesi (adhesi): bersifat melekat
adi busana (adibusana): busana yang dirancang secara ekslusif; busana kebesaran
adi daya (adidaya): adikuasa; super power; negara Amerika Serikat
adi gang (adigang): bersifat pamer kekuasaan dan kekuatan
adi guna (adiguna): bersifat pamer kepandaian
adi gung (adigung): bersifat pamer keluhuran atau keturunan
adi kodrati (adikodrati): kekuatan dari Tuhan
adi luhung (adiluhung): luhur dan bermutu tinggi
aditorium/oditorium (auditorium): ruang untuk mendengarkan ceramah; ruang pertunjukan
admin (administrator): orang yang mempunyai kemampuan memimpin dan memerintah secara baik
adpokat (advokat): pakar hukum; pengacara
advent (adven): kedatangan Isa Al-Masih dalam agama Kristen
adzan (azan): seruan untuk mengerjakan salat
afdol (afdal): lebih utama; alangkah baiknya
agamis (agamais): orang yang beragama
ajeg (ajek): terus-menerus secara berkala
ajektif (adjektif): kata yang menguraikan nomina
ajimat (azimat): yang mempunyai kesaktiannya
akhirul kalam (akhirulkalam): penutup kata
aktuil (aktual): bahan pembicaraan yang hangat
alfa (alpa): lalai dari tugas atau kewajiban
aliyah (aliah): pendidikan tingkat menengah atas
alpha (alfa): huruf pertama abjad Yunani
amandemen (amendemen): usulan untuk mengubah rancangan undang-undang
amben (ambin): balai-balai; tempat tidur
ambeyen (ambeien): penyakit wasir
ambulan/ambulance (ambulans): mobil pengangkut jenazah atau penolong orang sakit
amirulhaj (amirulhaji): yang memimpin jamaah haji
amper (ampere): satuan ukuran kekuatan arus listrik
analisa (analisis): penyelidikan atau penguraian; telaah
anestesia (anestesi): hilang rasa pada tubuh
anoda (anode): bagian yang bermuatan positif
ansambel (ensambel): grup pemain musik
antar umat beragama (antarumat beragama): antara umat beragama yang satu dengan umat beragama yang lain
antene (antena): kawan pancar penangkap gelombang radio atau televisi
antri (antre): menunggu giliran
aparatur (aparat): pegawai negeri
aplus (aplaus): tepuk tangan tanda setuju
apostrop/opostrop (apostrof): tanda penyingkat (‘); misal: ‘kan; ‘93
apotik (apotek): tempat menjual obat atas resep dokter
aquades (akuades): air dari hasil sulingan
arbiter (arbitrer): sewenang-wenang; sesuka-suka
asal-muasal (muasal): asal-usul; asal mula
aseptor (akseptor): peserta KB
asesori (aksesori): kelengkapan
ashar/’ashar (asar): salat pada petang hari
astronot (astronaut): antariksawan; angkasawan; orang yang ke ruang angkasa
atheis (ateis): paham yang tidak mempercayai Tuhan
atmosfir (atmosfer): udara yang menyelimuti bumi
atret (ateret): kendaraan yang tergerak mundur
audiens (audiensi): kunjungan untuk menghormati
auliya (aulia): orang-orang suci; para wali
autobiografi (otobiografi): buku riwayat hidup yang ditulis sendiri
automatis/automatic (otomatis): dengan sendirinya
azas (asas): hukum dasar; dasar; landasan

B
balance (balans): keseimbangan; seimbang
baligh (balig): cukup umur
balsem (balsam): minyak kental untuk digosokkan
bandrol (banderol): pita cukai; daftar harga
bangker (bungker): lubang perlindungan di dalam tanah
bapaknda/bapakda (bapanda): ayah; bapak
baqa (baka): alam kelanggengan; kekal
barzah (barzakh): alam kubur
batalyon (batalion): bagian dari resimen dalam kesatuan tentara
baterei (baterai): alat himpun dan pembangkit listrik; lampu senter
bathil (batil): batal; tidak benar; tidak sah
bazaar (bazar): pasar amal
belangko (blangko): surat keterangan yang belum diisi
belender (blender): alat pelumat makanan
bemper (bumper): besi penahan benturan pada kendaraan
bengkoang/bengkowang (bengkuang): nama sejenis tumbuhan umbi yang manis
bensol (benzol): jenis bahan bakar; benzena
bergajul (bargajul): pemuda nakal
berjanji (barzanj): bacaan pujian riwayat Nabi Muhammad
berterbangan (beterbangan): banyak yang terbang ke sana kemari
BH (beha): pakaian dalam wanita penutup buah dada
bhayangkara (bayangkara): pasukan pengawal
bhiku (biksu): pendeta Budha
bilyar (biliar): permainan bola sodok
bilyun (biliun): seribu miliar
binatu (benatu): pencuci dan penyeterika pakaian; dobi
biosfir (biosfer): bagian dari atmosfer paling rendah
birahi (berahi): rasa cinta dengan lawan jenis yang berlebihan
bis (bus): kendaraan angkutan manusia ukuran besar
bisep (biseps): otot berkepala dua
blacu (belacu): kain mori
blantika (belantika): bisnis dalam dunia musik
blokir (blokade): kepung; diputus hubungannya dengan luar
bolpoint/bolpen/polpen (bolpoin): alat tulis bermata pena
bombon (bobon): gula-gula; permen manis
bonafid (bonafide): perusahaan yang berkembang dengan baik
bongkok (bungkuk): keadaan punggung yang melengkung
bowling (boling): olahraga menggelindingkan bola; bola gelinding
braile (braille): cara pengajaran tulisan kepada tunanetra
brandal (berandal): perampok yang beraksi dalam mencari mangsanya
brangkas (brankas): lemari tempat menyimpan uang
breidel/bridel (bredel): pencabutan izin
brengsek (berengsek): banyak tingkah dan ulah
brewok (bewok): berbulu cambang; bercambang
bromocorah (bramacorah): penjahat yang sering keluar masuk penjara; penjahat kambuhan
bronkitis (bronkhitis): radang tenggorokan
budeg (budek): tuli; tunarungu; lemah atau kurang pendengaran
budget (bujet): anggaran pemasukan dan pengeluaran; rencana anggaran
bumiputera (bumiputra): penduduk asli; pribumi
bungalow (bungalo): tempat peristirahatan di luar kota

C
cabe (cabai): lombok
cafetaria (kafetaria): kedai makan dan minum; restoran kecil
cap cai (capcai): nama jenis masakan Cina
cape/capek (capai): badan terasa kurang enak; lelah
cendikia (cendekia): orang cerdik pandai
cengkeh (cengkih): bunga untuk bahan rokok
cengkram (cengkeram): genggaman secara erat
cengkrama (cengkerama): bersenang-senang
chlor (klor): bahan pemutih dan pembunuh kuman di air; zat kimia
cidera (cedera): sedikit luka
cigaret (sigaret): rokok kertas tanpa penyaring; rokok putih
cinderamata (cenderamata): tanda mata; pemberian; kenang-kenangan
clash (kles): bentrokan; pertentangan; perselisihan
clien (klien): penerima layanan hukum dari pengacara; pelanggan
closet (kloset): porselin pada tempat buang air besar
club (klab): perkumpulan; gedung pertemuan
clurit (celurit): sabit lengkung
cockpit (kokpit): ruang pilot atau kopilot pesawat terbang
cocktail (koktail): minuman beralkohol bercampur es batu dan gula
coklat (cokelat): warna seperti sawo matang
combro (comro): nama sejenis panganan
cumulus (kumulus): awan padat yang menggumpal

D
da’i (dai): pendakwah agama Islam
da’wah (dakwah): penyiaran dan penyebaran agama Islam
dajjal (dajal): pembohong besar; penghasut; penipu
debet (debit): uang utangan yang mesti ditagih; piutang; volume air
debitur (debitor): pihak yang mempunyai utang; penghutang
defiasi (deviasi): penyimpangan terhadap peraturan
degresi (digresi): pembicaraan yang menyimpang; lanturan
dekrit (dekret): perintah presiden dalam bentuk keputusan
deodorant (deodoran): zat penghilang bau badan
depo (depot): rumah kecil tempat berjualan es atau rokok
depolitisir (depolitisasi): penghapusan semua bentuk kegiatan politik
deputy (deputi): wakil pejabat
design/disain (desain): rancangan; corak; pola
despenser (dispenser): mesin saji; penyemprot
destilasi (distilasi): proses penguapan
deterjen (detergen): bahan pencuci pakaian
detil/detel (detail): sampai ke bagian-bagian kecil; rinci
deviden (dividen): bagian dari keuntungan perusahaan
dharma (darma): ajaran atau perbuatan baik; kebajikan
dhoif (daif): kekuatan hukumnya lemah
dhuhur/lohor (zhuhur): salat pada tengah siang hari; waktu tegah siang hari
diagnosa/diagnose (diagnosis): pemeriksaan untuk mengetahui jenis penyakit
dioda (diode): alat penyearah arus
disco (disko): irama musik pop
disersi/diserse (desersi): pengkhianatan; pembelotan
diskotik (diskotek): gedung atau ruang berdisko
diskripsi (deskripsi): penguraian; pemaparan; penggambaran
dollar (dolar): mata uang Amerika Serikat
domain (domein): harta benda milik negara
donatur (donator): pemberi sumbangan; penyumbang
dopping (doping): penggunaan obat terlarang
dramatisir (dramatisasi): proses pendramaan; bagaikan permainan drama
drum band/dramben (drumben): seperangkat musik genderang
dumping (damping): penjualan barang di bawah harga untuk menguasai pasaran
duren (durian): buah yang kulitnya berduri
dzat (zat): bahan pembentuk benda; hakikat; unsur; wujud
dzikir (zikir): pujian berulang-ulang untuk mengingat Allah

E
eksebisi/eksibisi (ekshibisi): pameran; pertunjukan
eksim (eksem): penyakit kulit yang terasa gatal-gatal
eksport/export (ekspor): pengiriman sesuatu ke luar negeri
ekstrim (ekstrem): keras dan teguh pendirian; fanatik
ekwivalen/equivalen (ekuivalen): kadarnya sebanding
elektroda (elektrode): kutub baterai listrik; pengalir arus listrik
elip (elips): bundar melonjong
elit (elite): kalangan terpilih; terpandang
empek-empek (pempek): makanan khas Palembang
engine (enjin): alat penggerak mesin; mesin
ensiklopedia (ensiklopedi): kumpulan karya berbagai ilmu disertai penjelasannya
ephos (epos): syair kepahlawanan; wiracarita
episod (episode): bagian dari suatu cerita
erobatik (aerobatik): ketangkasan permainan di udara
esen/esense (esens): sari manis; biang
essay/essai (esai): tulisan yang berisi pandangan penulisnya
ethanol (etanol): alkohol

F
faham (paham): aliran; mazhab; mengerti benar; pemikiran
fak (vak): mata pelajaran atau mata kuliah; kepintaran khusus
faksimil/facsimil/faximil (faksimili): mesin foto kopi jarak jauh
faksinasi (vaksinasi): pemasukan bibit penyakit ke tubuh yang dilemahkan
fakum/vacum (vakum): kosong; hampa; tidak ada isinya
falid (valid): tingkat kebenarannya tinggi; sahih
familiar (familier): bersifat kekeluargaan atau kekerabatan; akrab
faqih (fakih): pakar hukum Islam
farmakop (farmakope): buku obat-obatan standar
fas (vas): tempat wadah bunga hiasan; jambangan
ferri/fery (feri): kapal penyebrangan
filsof/filsuf (filosof): pakar filsafat; ahli pikir
finish (finis): penghabisan
fitoksoid (fitotoksoit): zat yang menimbulkan tumbuhan keracunan
foklor (folklor): cerita rakyat dan adat istiadatnya atau ilmunya
formil (formal): sesuai dengan aturan; resmi
foto copy/foto kopi/photo copy (fotokopi): mesin pengganda barang cetak atau hasilnya
foto studio (studio foto): studio untuk pemotretan; ruang untuk mengambil gambar
fotosintesa/fotosintesis (fotosintetis): pembentukan zat makanan pada tumbuhan di dalam bantuan sinar matahari
frasa (frase): gabungan kata yang bermakna
frekwensi (frekuensi): getaran gelombang; kekerapan
frigit (frigid): tidak mudah terangsang; nafsu seksualnya tidak bergairah
fron (front): garis depan pertahanan; medan laga
frustasi (frustrasi): rasa kecewa atau putus asa karena kegagalan

G
galaktose (galaktosa): gula yang masih sederhana
galleri/galery (galeri): gedung kesenian
gamma (game): derajat kekontrasan film dalam fotografi
gasal (gazal): puisi delapan larik sebaitnya
geladi resik/gladibersih (geladi bersih): latihan terakhir sebelum dilaksanakan tugas
gendewa/gandewo (gandewa): busur panah
geneologi/geneaologi (genealogi): garis keturunan; silsilah
genius (jenius): kadar intelegensi tinggi
genteng (genting): atap rumah; keadaan berbahaya atau kritis
gep (gap): kesenjangan; jurang pemisah; perbedaan
gepok (kepok): pisang yang biasa digoreng
gerejani (gerejawi): bersifat gereja; kegerajaan
geyser (geiser): mata air yang panas dan mengeluarkan uap
ghaib/ghoib (gaib): tersembunyi; terselubung
gip (gips): pembalut tulang patah
gladi (geladi): latihan; pemanasan kerja
glamour (glamor): gemerlap; berkilauan
glondong (gelondong): batangan kayu utuh yang besar
glosary (glosarium): daftar kata dan penjelasannya
glukoma (glaukoma): bular hijau pada mata
glukosa (glukose): zat pembentuk gula; zat gula
goa (gua): lobang besar pada batu atau gunung
goncang (guncang): bergerak-gerak tidak tetap; goyah
gono-gini (gana-gini): harta benda hasil kerja suami istri; kekayaan bersama suami dan istri
grebek (gerebek): datang ramai-ramai untuk menangkap
greget (gereget): semangat keras untuk berbuat
grendel (gerendel): kunci pintu dari logam
griya (gria): rumah; tempat tinggal
grogol (gerogol): rumah-rumahan di atas sampan; pagar
gross (gros): jumlah dua belas lusin; sama dengan 144 buah
gudeg (gudek): masakan dari nangka muda rasa manis; masakan khas Yogyakarta
guide (gaet): pemandu wisata
gulabit (bitgula): tumbuhan yang umbinya bisa untuk membuat gula

H
hadist (hadis): sabda atau perbuatan Nabi Muhammad saw
hakekat (hakikat): yang sebenar-benarnya; intisari; substansi
hal-ihwal (hal-hal): perihal; beberapa hal
handaitaulan (handaitulan): kerabat; keluarga
handal (andal): tangguh; cakap; pandai
hapal (hafal): tinggi daya ingatnya hingga dapat mengucapkan lagi; ingat di luar kepala
hektar (hektare): satuan ukuran luas; sama dengan 10.000 m2
hembus (embus): tiup; alunkan; memasukkan udara
hempas (empas): jatuhkan ke tanah; banting
hetrogen (heterogen): anekaragam; bermacam-macam
hidrolis (hidraulis): penggeraknya tenaga air
higiena/hygiene (higiene): ilmu kesehatan
himbau (imbau): seruan ajakan serius
himpit (impit): desak-desakan; apit
hingar-bingar (ingar-bingar): hiruk-pikuk; gempar
hipermetri (hipermetripia): penyakit mata rabun dekat
hipotesa (hipotesis): anggapan dasar yang diduga-duga
hipotik (hipotek): surat berhutang; kredit dengan jaminan
hipovitaminose (hipovitaminosis): penyakit akibat kekurangan vitamin
hirarki (hierarki): tingkatan secara unit
hiroglif (hieroglif): tulisan Mesir kuna
hisap (isap): tarikan bertenaga hawa; sedot
honocoroko (hanacaraka): aksara Jawa
husada (usada): firma obat dan pengobatan; obat
hutang (utang): uang yang dipinjam orang lain; uang pinjaman
hybrida (hibrida): hasil kawin silang; cangkokan
hymne (himne): nyanyian pujian

I
i’tibar (iktibar): pertimbangan; pengajaran
i’tikaf (iktikaf): mendekatkan diri pada Tuhan di masjid
ibtidaiyah (ibtidaiah): tingkat pendidikan sekolah dasar
iddah (idah): masa tunggu istri bercerai selama seratus hari
idiil/idial (ideal): sesuatu yang dicita-citakan
idiologi (ideologi): hasil atau konsep pemikiran; paham
ijasah (ijazah): surat tanda tamat belajar
ijin (izin): persetujuan; pengabulan
ijma’ (ijmak): kesepakatan para ulama atas suatu masalah
ikhwal (ihwal): perihal; hal-hal
iklas/ihlas (ikhlas): ketulusan hati; rela
illusi (ilusi): hanya angan-angan; khayalan
import (impor): pemasukan sesuatu dari luar negeri
incognito (inkognito): sembunyi-sembunyi; secara menyamar
income (inkam): pendapatan; penghasilan
influensa/influinza (influenza): penyakit batuk; salesma
infra merah (inframerah): sinar matahari yang panas
ingkarsunah/inkar sunah (inkarsunah): tidak mengakui sunah Nabi Muhammad
innalillahiwa innalillahi roji’un (innalillahi wa innalillahi rajiun): ucapan berita kematian; artinya sesungguhnya kita berasal dari Allah dan kembali kepada-Nya
inpus (infus): masuknya cairan ke tubuh orang sakit melalui pembuluh darah
instink (insting): tingkah laku yang diberikan kepada turunannya; naluri
insyaf (insaf): sadar
intel/inteligen (intelijen): dinas rahasia; mata-mata
intelejensi (intelegensi): tingkat kepandaian atau kecerdasan
inten (intens): hebat; sungguh-sungguh; bersemangat
intercontinental/inter kontinental (interkontinental): antara benua yang satu dan lainnya
interest (interes): minat; kemauan
intermezo (intermeso): selingan; sisipan
internist (internis): dokter penyakir dalam
interograsi (interogasi): didengar keterangannya; pemeriksaan dengan pertanyaan
interospeksi (introspeksi): mengoreksi kesalahan atau kekurangan diri sendiri
interplasi (interpelasi): permintaan keterangan atas kebijaksanaan pemerintah
interprestasi (interpretasi): penafsiran; pemahaman; pemaknaan
introver (introvert) sikap menutup diri
intrupsi (interupsi): penyelaan berbicara dalam pertemuan
inventarisir (inventarisasi): pencatatan atau pendataan; barang-barang
inzet (inset): foto; peta; atau gambar kecil pada gambar yang lebih besar
ionosfir (ionosfer): salah satu lapisan bumi
iradah/irodah (iradat): kehendak Tuhan
irasionil/irrasional (irasional): tidak masuk akal; tidak berdasar rasio
Islamiyah (Islamiah): bersifat keislaman
isra’ (israk): perjalanan Nabi Muhammad dari Masjidil Haram ke Masjidil Aksa
isteri (istri): pasangan hidup suami; wanita yang menikah; bini
istighfar (istigfar): mohon ampunan kepada Allah
istinja’ (istinjak): membersihkan kotoran sebelum wudu
istiqomah (istikamah): sikap kokoh dan teguh pendirian
Itali (Italia): negara di Eropa selatan beribu kota Roma

J
jadah (juadah): penganan dari ketan yang ditumbuk
jaelangkung/jailangkung (jalangkung): permainan memanggil ruh
jagad (jagat): dunia dan isinya; alam dunia
jahiliyah (jahiliah): kebodohan; belum beradab
jaman (zaman) : waktu lalu yang menandai sesuatu; waktu ; masa
jejer (jajar): baris atau deret secara teratur; banjar
jemaah/jemaat (jamaah): kumpulan orang beribadah
jenasah (jenazah): jasad orang mati; mayat
jendral (jenderal): pangkat tertinggi dalam militer
jenius (genius) : berkemampuan luar biasa dalam berpikir
jep/jeep (jip): mobil bermesin kuat yang tangguh
jerapah/zerafah (zarafah): binatang berkaki depan lebih panjang daripada kaki depan
jerembap (jerembab): jatuh tertelungkup
jiujitsu/yuyitsu (jujitsu): beladiri khas Jepang
jizim (jisim): jasad; badan; tubuh; raga
jogging (joging): lari kecil untuk menyehatkan badan
joint (join): bergabung; ikut serta; patungan
jor-joran (jorjoran): berlebih-lebihan saling menyaingi
jubilum (jubileum): peringatan ulang tahun suatu peristiwa
jungtur (junktur): titik waktu; hubungan suara
jus (juz): bab atau bagian dalam Alquran

K
ka’bah/kaabah (kakbah): bangunan suci kiblat umat Islam
kaburasi (karburasi): campurnya bahan bakar dan udara pada mesin motor
kaburator (karburator): tempat berlangsungnya karburasi
kaca mata (kacamata): lensa pada mata
kadaluwarsa (kedaluwarsa): habis jangka waktunya
kaedah (kaidah): aturan yang menjadi hukum; rumusan
kaffah (kafah): sempurna; menyeluruh
kahyangan/khayangan (kayangan): singgasana dewa
kakatua/kakak tua (kakaktua): burung yang bisa berbicara
kaleidioskop (kaleidoskop): aneka peristiwa; keker
kalkarim (kalkarium): zat kapur
kamboja (kemboja): tumbuhan berkayu lunak berbunga harum
kameramen/kameraman (kamerawan): perekam gambar
kamuplase (kamuflase): penyamaran; pegelabuhan rupa dan warna; tiwikrama
kangguru (kanguru): binatang mirip kelinci; binatang khas Australia
kangker (kanker): penyakit tumor ganas
kantung (kantong): saku; wadah barang; pundi-pundi
kaos (kaus): sarung baan, kaki, dan tangan
kasep (kasip): terlewat waktu
katagori (kategori): dasar mengelompokkan; kriteria
kataketis (katekis): guru agama Kristen
katalepsia (katalepsi): sulit mengembalikan otot
katalisa (katalisis): pendayagunaan reaksi kimia
kate (katai): pertumbuhannya tidak normal; kerdil; katik
Katholik (Katolik): agama yang pemimpin tertingginya Paus
katoda (katode): sel listrik berkutub negatif
katring/cathering (katering): penyediaan makanan dan minuman; jasa boga
keburu (terburu): tergesa-gesa berangkat tetapi akhirnya tidak terlambat; tergesa-gesa
kecoak (kacoak): lipas; serangga terbang
kedele (kedelai): tumbuhan yang bijinya dibuat tempe
keji beling/kecibeling (kejibeling): daun obat penyakit batu ginjal
kekawin (kakawin): puisi Jawa Kuna
kelakatu (kelekatu): anai-anai bersayap; laron
kelar (klier): sudah beres urusannya; perkaranya sudah jelas
kelenger/klenger (kelengar): tidak sadarkan diri; pingsan
kelep (klep): bagian dari pompa
kemana (ke mana): menanyakan tempat yang akan dituju
kenalpot (knalpot): pembuangan asap kendaraan bermotor
kendor (kendur): tidak kuat dan kencang; melemah; tidak kencang
kenop (knop): tombol; pijatan; putaran
kerapan (karapan): balapan sapi di Madura
kerawitan (karawitan): seni gamelan Jawa
kerdip (kedip): gerak kelopak mata; gerak menutup dan membuka mata; kelip
kerdus (kardus): kertas tersusun tebal; karton
kerjasama (kerja sama): kerja gabungan; kerja bareng
kerol (krol): rambut keriting buatan
kesturi (kasturi): tumbuhan yang daunnya untuk obat luka
ketapel (katapel): kayu bercabang untuk melontarkan batu kecil
ketawa (tertawa): ungkapan rasa senang dengan suara terkekeh-kekeh
ketemu (bertemu): bertatap muka; berjumpa; bersua
kharisma (karisma): kemampuan menimbulkan penghormatan; kewibawaan
khaul (kaul): niat yang dijanjikan untuk berbuat jika keinginan terkabul
kilo watt (kilowatt): satuan tenaga listrik; 1000 watt
klemak-klemek (kelemak-kelemek): berkata pelan sambil memikir; tidak tegas
klengkeng (kelengkeng): buah pohon lengkeng; burung enggang kecil
klenik (kelenik): tidak masuk akal yang dipercayai; takhyul
kleptomania (kleptomani): penyakit kejiwaan sehingga suka mencuri
klop (kelop): cocok benar; sesuai; serasi; pas
klorofil (kloropil): zat hijau daun
kloter (keloter): kelompok terbang
kluwak (keluak): pohon yang buahnya untuk bumbu masak
kluwih (keluih): buah seperti sukun untuk sayur
knop (kenop): pemukul dari karet; kancing baju tombol
koboy (koboi): penunggang kuda
kocar-kacir (kucar-kacir): tercerai berai; porak poranda; berantakan
kolomnis (kolumnis): penulis kolom di media massa
komersil (komersial): bersifat perdagangan atau mencari keuntungan
komfirmasi (konfirmasi): penegasan atas kenyataan atau kebenaran; pembenaran
komoditi (komoditas): barang yang bisa diperdagangkan
komplit (komplet): lengkap segalanya; tiada berkurang
konggres (kongres): pertemuan wakil organisasi untuk mengambil keputusan
kongkow (kongko): omongan yang tidak berguna sambil nongkrong
kongkret/kongkrit/konkrit (konkret): benar-benar ada; nyata
konsekwen (konsekuen): patuh akan peraturan dan bertanggung jawab; taat asas
konsleting (korsleting): terputusnya hubungan arus listrik
kontinyu (kontinu): terus-menerus; berkesinambungan; berkelanjutan; ajek
koordinir (koordinasi): perihal pengaturan
korden/horden (gorden): kain tutup jendela atau pintu
korma (kurma): pohon palm buahnya manis; pohon dan buah khas negara-negara Arab
korp (korps): kesatuan orang banyak dalam suatu kumpulan
kosmonot (kosmonaut): penerbang pesawat ruang angkasa; antariksawan; antronaut
kram (keram): kejang-kejang otot
kramat (keramat): menimbulkan kekuatan di luar kemampuan manusia; angker
kreatifitas (kreativitas): perihal kreatif; kemampuan untuk menciptakan sesuatu
kremi (keremi): cacing kerawit; cacing kecil
kresek (keresek): tiruan bunyi daun kering jatuh; tas plastik
kretek (keretek): rokok tembakaunya dicampur cengkih; rokok nonfilter
krew/cru (kru): kerabat kerja
krucil (kerucil): wayang dari kayu dengan cerita Panji
kulintang (kolintang): alat musik pukul bilah bambu dari Sulawesi Utara
kumpul kebo (kumpul kerbau): hidup bersama pria dan wanita tanpa ikatan sah; pasangan hidup tidak sah
kung fu (kungfu): jenis seni beladiri
kuno (kuna): dahulu kala
kurnia (karunia): belas kasih Tuhan; anugerah
kusen (kosen): kerangka jendela dari kayu
kusuma/kesumah (kesuma): bunga; wanita cantik
kwaci (kuaci): biji semangka yang dikeringkan
kwartal (kuartal): seperempat tahun; triwulan
kwitansi/kwitangsi (kuitansi): lembaran tertulis sebagai bukti penerimaan uang yang ditandatangani oleh pihak penerima

L
laba-laba (labah-labah): serangga besar berkaki delapan
lajim/lasim (lazim): sudah biasa; umum; galib
lamtorogung (lamtaragung): lamtara yang berpohon besar
lapal/rapal (lafal): cara pengucapan bunyi bahasa
lasykar (laskar): kelompok serdadu; pasukan perang
laveransir (leveransir): penyedia kebutuhan
ledeng (leding): saluran air dari pipa
legalisir (legalisasi): pengesahan sesuai dengan peraturan
legenda (legende): cerita rakyat zaman dulu dihubungkan dengan sejarah
lemari (almari): tempat menyimpan baju
lembap (lembab): sedikit basah sedikit kering
leukimia (leukemia): penyakit kanker darah
limpha/limpa (limfa): cairan pada jaringan limfa dan pembuluhnya
linier (linear): berkaitan dengan garis
literal (litoral): antara pantai berpasang tinggi dan rendah
liver (lever): hati
lobang (lubang): Hang; bolong; pintu masuk sesuatu
loby (lobi): ruang teras hotel; ruang tunggu hotel
lokalisir (lokalisasi): pembatasan tempat atau lingkungan
longmarch/long march (longmars): gerak jalan jarak jauh
lontang-lantung (luntang-lantung): ke sana kemari tidak bekerja; menganggur
losin/dozen/dosin (lusin): satuan ukuran berjumlah dua belas
lotere (lotre): permainan berbau judi; undian
luwak (luak): kucing hutan pemakan ayam; musang
lux (luks): berharga mahal; mewah

M
mpu (empu): ahli membuat keris
menyan (kemenyan): bahan saji-sajian; dupa bakar
ma’af (maaf): ampun; jangan marah
mabok (mabuk): hilang kesadaran; amat gemar; tergila-gila
madukoro (madukara): kain sutera benang emas
mafum/ma’fum (mafhum): sudah faham
maag (mag): salah satu alat pencernaan; lambung
mahnet (magnet): besi berdaya tarik seperti listrik
maghrib (magrib): waktu matahari tenggelam; waktu salat magrib
Mahabarata (Mahabharata): kisah perang keluarga Bharata
Maha Esa (Mahaesa): Tuhan; Allah
Maha Kuasa (Mahakuasa): amat besar kekuasaannya yakni Allah
Mahapengasih (Maha Pengasih); yang mengasihi semua makhluk; Allah
mahardhika (mahardika): berbudi luhur; bangsawan; bijaksana
maesa (mahesa): kerbau
mahfudz (mahfuz): yang tersembunyi dalam hati
maisena (maizena): tepung jagung
maqam/maqom (makam): jalan yang dilalui sufi; tingkatan; kuburan
makcomblang (mak comblang): wanita perantara perjodohan
makdum (makhdum): tuan kiai; tuan guru
ma’rifat (makrifat): tingkat penyerahan diri kepada Tuhan; pengetahuan
makro ekonomi (makroekonomi): ekonomi skala besar
ma’ruf (makruf): perbuatan baik; terkenal
mala praktek/mala-praktek/malpraktek (malapraktik): praktik dokter yang menyalahi kode etik
mampet (mampat): jalan airnya terhambat; tersumbat
manager (manajer): pengelola unit kerja; pemimpin usaha kerja
mendem/mendam (mandam): terasa pusing akibat mabuk makanan
mandeg (mandek): jalan buntu; berhenti; stop
mangkok (mangkuk): cawan porselen
mantera (mantra): ucapan yang dapat menimbulkan kekuatan gaib
manuskrif (manuskrip): naskah tulisan tangan
marathon (maraton): lomba lari jarak jauh; terus-menerus tiada henti
margarine (margarin): mentega dari minyak
marjinal (marginal): berkitan dengan margin
massal (masal): bersama banyak orang; melibatkan banyak orang
mesjid (masjid): tempat sujud ketika orang Islam salat
mas kawin (maskawin): pemberian pengantin pria kepada wanita waktu menikah
mas (emas): logam mulia
mentari (matahari): benda angkasa yang menyinari bumi
matematik (matematika): ilmu bilangan atau hitung
madzab (mazhab): aliran dalam hukum fikih; paham
mbalelo (mbalela): melawan aturan secara terang-terangan
mebeler (mebel): perabot rumah tangga dari kayu
mass media (media massa): sarana komunikasi yang menyebarkan berita
melody (melodi): urutan nada musik; nyanyian; tembang
mega ton (megaton): satuan sejuta ton daya ledak
mega watt (megawatt): satuan daya listrik sejuta watt
menyuci (mencuci): membersihkan dari kotoran
menterapkan (menerapkan): mempraktikkan
menterjemahkan (menerjemahkan): mengalihkan pengertian ke bahasa lain; mengalihbahasakan
mentertawakan (menertawakan): tertawa karena
monopause (menopause): tidak haid lagi
menthol (mentol): obat gosok tubuh bentuk kristal
merk (merek): tanda pengenal hasil produksi
meram (merem): memejamkan mata
merkurokrum (merkurokrom): obat luka warna merah
mess (mes): rumah tempat tinggal sementara secara bersamaan; pupuk buatan
mustika (mestika): batu permata mirip intan berharga mahal
methanol (metanol): bahan bakar dari gas alam
metrei/materai (meterai): segel; cap
metoda (metode): cara kerja
mie (mi): makanan berbentuk tali dari tepung terigu
mi’raj (mikraj): perjalanan Nabi Muhammad dari Masjidilaksa ke Sidratulmuntaha
mikroba (mikrobe): makhluk kecil yang bisa dilihat dengan miskroskop; kuman
mikro ekonomi (mikroekonomi): ekonomi skala kecil
mill ampere (miliampere): seperseribu ampere
milyar (miliar): seribu juta
milyader (miliarder): orang kaya raya yang hartanya bermiliar-miliar
milyoner/milyuner (miliuner): orang yang kekayaannya berjuta-juta; jutawan
miyop (miop): dapat melihat hanya dari jarak dekat
miopi (miopia): dapat melihat dengan baik hanya dari jarak dekat
missi (misi): mewartakan Injil; penyebaran agama Kristen; utusan
mithos (mitos): cerita gaib tentang asal-usul
mobilisir (mobilisasi): pengerahan orang untuk menjadi militer; menggerakkan massa
moderen (modern): mutakhir; yang paling baru
monarkhi (monarki): sistem pemerintahan raja
monotheis (monoteis): kepercayaan satu Tuhan
monotype (monotipe): mesin susun huruf lepas
montage (montase): pengaturan pandangan dalam pembuatan film
moril (moral): budi pekerti; akhlak; perbuatan baik-buruk
mozaik (mosaik): seni dekorasi bidang
moto (motto): semboyan sebagai pedoman
muamalah (muamalat): berurusan dengan kemasyarakatan; kemasyarakatan
muadzin (muazin): penyuru azan; juru azan
mubaligh (mubalig): penyiar dan penyebar agama Islam
mubalighoh (mubaligat): mubalig wanita
muqadimah/muqaddimah (mukadimah): pembukaan; pendahuluan
mu’jizat/mukjijat (mukjizat): kelebihan Nabi dan Rasul
multi fungsi (multifungsi): banyak fungsinya
mummi (mumi): mayat yang diawetkan dengan balsam
mucikari (muncikari): induk semang perempuan lacur; germo
mursid (mursyid): orang yang berbakti kepada Tuhan; guru agama
musyafir (musafir): orang bepergian jauh
mushala/musholah/musholla (musala): tempat salat
musium (museum): gedung benda sejarah; tempat benda kuna disimpan
musim penghujan (musim hujan): musim yang sering terjadi hujan

N
nadar/nadzar (nazar): janji diri sendiri berbuat jika cita-citanya terkabul; kaul
nafas (napas): udara yang keluar dan masuk lewat hidung
nahas (naas): celaka; malang; mendapati musibah
nahkoda/nakoda (nakhoda): kapten kapal
nampak (tampak): bisa dilihat dengan mata; kelihatan
narkotika (narkotik): obat perangsang; obat penenang saraf
nasehat (nasihat): saran yang membangun; anjuran baik
neko-neko (neka-neka): aneh-aneh; nyeleneh-nyeleneh
nenas (nanas): buah bersisik mata yang berduri
neo-kolonialisme (neokolonialisme): paham kolonial baru
netralisir (netralisasi): proses penetralan penawaran racun atau bisa
netting (neting): permainan di depan net; bola menyentuh net
netto (neto): berat bersih; penghasilan bersih
nina bobo (ninabobo): tembang untuk menidurkan bayi
nipas (nifas): darah dari rahim yang keluar setelah melahirkan
nomaden (nomad): kelompok orang yang hidupnya berpindah-pindah
nomer (nomor): angka urutan kedudukan
non aktif/non-aktif (nonaktif): tidak bertugas lagi
non Indonesia (non-Indonesia): bukan Indonesia
nonsen (nonsens): omong kosong; tidak ada artinya
notulen (notula): catatan singkat hasil pertemuan

O
okulele (ukulele): alat musik seperti gitar empat dawai
omset (omzet): uang hasil penjualan
ongseng/oseng-oseng (gongseng): menggoreng tanpa minyak; hanya dengan bumbu
oplet (opelet): angkutan umum berbentuk sedan
orange (oranye): merah kekuningan; jingga
organisir (organisasi): mengatur sesuatu hingga membentuk kesatuan; satu kesatuan
orisinil (orisinal): masih seperti semula; belum berubah; asli
orkhestra/orchestra (orkestra): orkes gesek
osmosis (osmose): tembusnya dinding sel oleh percampuran dua cairan
otentik (autentik): asli; sah
otopsi (autopsi): pembedahan tubuh mayat
otto (oto): kereta tenaga mesin; mobil

P
pacet (pacat): lintah darat
padepokan (pedepokan): tempat semedi; sanggar seni
padri (paderi): pendeta Kristen atau Katolik; pastur
palem (palm): keluarga tumbuhan kelapa atau kurma
pamfelet/famplet (pamflet): brosur; selebaran
panca indra (pancaindera): lima indera yaitu penglihatan, pencium, pengecap, perasa, pendengar
panembahan (penembahan): sebutan raja atau orang yang dihormati
pangkreas (pankreas): kelenjar ludah perut
panitra (panitera): pencatat dalam persidangan; penulis
paradox (paradoks): berlawanan; bertentangan
paragoge (parogog): penambahan huruf pada akhir kata; misal: pen menjadi pena, lamp menjadi lampu
paramedik (paramedis): pembantu dokter
parasit (parasut): penerjun payung; pasukan payung
pas foto/pas photo (pasfoto): ukuran foto setengah badan
pasca panen/pasca-panen (pascapanen): masa usai panen
pasport (paspor): surat keterangan bepergian ke luar negeri
patent (paten): hak pemakaian karya sendiri; hak cipta
pateri (patri): luluhan timah untuk menyambung besi; solder
patriakat (patriarkat): sistem kekeluargaan garis ayah
patrilinial (patrilineal): kekeluargaan garis ayah
pavilyun/paviliyun (paviliun): bangunan tambahan samping rumah
Pebruari (Februari): bulan kedua tahun Masehi
pedes (pedas): rasa seperti rasa lombok
pelaminan (pelamin): tempat duduk
peliara/piara (pelihara): jaga dan rawat agar tetap baik
pendopo (pendapa): bagian depan rumah; ruang luas untuk pertemuan
pengrajin (perajin): orang yang profesinya membuat kerajinan
perduli (peduli): peraturan
pernis (vernis): minyak kental untuk mengilatkan benda
Philipina (Filipina): Negara di Asia Tenggara dengan ibukota Manila
phobi (fobi): rasa takut yang tidak jelas penyebabnya
photo (foto): potret; gambar
piranti (peranti): bahan yang diperlukan; perlatan
pirsawan (pemirsa): penonton televisi
plat/plet (flat): bangunan tingkat untuk tempat tinggal; apartemen
plesetan (pelesetan): ragam bahasa yang sengaja dibelok-belokkan
plesir (pelesir): bepergian keluar daerah untuk bersenang-senang
pleton (peleton): satu pasukan prajurit
plintir (pelintir): gerak memutar
plonco (pelonco): pengenalan dan penghayatan lingkungan baru
plontos (pelontos): kepala dibuat tidak berambut; gundul
polio (folio): jenis ukuran kertas
pondasi (fondasi): dasar bangunan

Q
qasidah/qosidah (kasidah): nyanyian dari Arab
qodariyah (kadariah): pandangan bahwa kehidupan manusia ditentukan sendiri oleh manusia
qodi/qadi (kadi): hakim agama Islam
Qodiriyah (Kadiriah): aliran tarikat yang didirikan Abdul Kadir Jailani
qolam/qalam (kalam): alat tulis; perkataan
qolbu (kalbu): pusat perasaan batin; hati
Qomariyah (Kamariah): penanggalan berdasarkan peredaran bulan
qomat (kamat): seruan salat segera dimulai
qona’ah (kanaah): merasa cukup menerima pemberian Allah
qori (qari): laki-laki pembaca Alquran
qoriah (qariah): wanita pembaca Alquran
qunut (kunut): doa yang kadang-kadang dibaca salat subuh
Qur’an (Quran/Alquran): kitab suci umat Islam
Quraisy (Kuraisy): suku bangsa di Arab Saudi



R
radio aktif (radioaktif): sinar radium dan uranium untuk pengobatan
raka’at/rekaat (rakaat): hitungan dalam salat
Ramadhan/Romadhon/Romadlon (Ramadan): bulan kesembilan dalam tahun Hijrian; bulan puasa
rangking/rengking (ranking): peringkat; pangkat; tingkat
ranzel/rangsel (ransel): tas gendong besar dari kain terpal
rapih (rapi): enak dipandang mata; bersih dan teratur
rapot/raport (rapor): buku catatan hasil belajar
rasia/rajia (razia): penggerebekan pemerikasaan surat kendaraan
rasialist (rasialis): pengikut paham rasial; mempertahankan perbedaan warna kulit
rasionil (rasional): sesuai dengan akal
realisir (realisasi): proses menjadikan nyata
Reamur (Reaumur): termometer berskala 0 sampai 80 derajat
Rebo (Rabu): hari setelah Selasa sebelum Kamis
regim/rejim (rezim): pemerintah yang tengah berkuasa
rejeki/rezki/rizqi (rezeki): harta benda pemberian Tuhan
rekruit (rekrut): pemasukan anggota baru
relif (relief): lukisan pada candi; beda ketinggian permukaan bumi
renaisance/renaisan (renaisans): masa membangun kembali
reptil (reptilia): binatang melata
reservoir (reservoar): tempat simpan cadangan minyak atau air
resiko (risiko): kemungkinan munculnya bahaya; akibat yang mungkin muncul
respon (respons): tanggapan; jawaban
restauran/restaurant (restoran): rumah makan
resum (resume): ringkasan; rangkuman; ikhtisar
reumatik (rematik): nyeri otot dan sendi; penyakit tulang; encok
ridho (rida): Tuhan berkenan; rela; rahmat
riil (real): nyata; benar ada
rilai/rile (relai): menghubungkan dengan siaran radio atau televisi
ritme (ritma): tinggi rendahnya alunan suara; irama
rocker (roker): pemain musik rok
roh (ruh): badan halus; jiwa; atma
rohaniawan (ruhaniwan): orang yang mengutamakan keruhanian
romo (rama): ayah; bapak; gelar pendeta Katolik
romusha (romusa): pekerja paksa zaman Jepang
rong-rong (rongrong): merusak sedikir demi sedikti
ronsen (rontgen): foto dengan sinar-x
route (rute): arah jalan yang dilewati
rubah (ubah): menjadi bentuk lain; menjadi berbeda
ruku’ (rukuk): sikap membungkuk dalam gerakan salat

S
centigram (sentigram): seperseratus gram
centimeter (sentimeter): seperseratus meter
sa’i (sai): berjalan atau lari dalam rangkaian ibadah haji; berjalan atau lari dari Safa ke Marwah
sahadat (syahadat): pengakuan dan kesaksian iman Islam
sahid/syahit (syahid): orang mati karena membela agama
sahwat (syahwat): nafsu untuk senggama; berahi
saka guru/sokoguru/soko guru (sakaguru): tiang; penyangga utama
sakharin (sakarin): zat gula
saklar (sakelar): alat hubungan aliran listrik; penghidup dan pemati lampu listrik
salesma (selesma): penyakit hidung beringus; influenza; pilek
sambel (sambal): lauk penyedap dari cabai
sambrero/sopmberero (sombrero): topi lebar di bagian tepinya
sanawiyah/tsanawiyah (sanawiah): sekolah menengah tingkat pertama
sangkalan (sengkalan): penulisan tahun dengan kata-kata
sangsi (sanksi): hukuman
sanjak (sajak): persamaan bunyi pada puisi
sanksi (sangsi): ragu atau bimbang karena merasa kurang yakin
Sansekerta (Sanskerta): bahasa sastra Hindu Kuna
saos (saus): kuah penyedap makanan dari tomat
saparila (sarsaparila): minuman segar dari akar tumbuhan
saplemen/suplement (suplemen): tambahan untuk menggenapi
sapta pesona (saptapesona): tujuh pesona yang ditawarkan kepada wisatawan asing
sariawan (seriawan): penyakit mulut akibat kekurangan vitamin C
sate (satai): potongan daging yang dipanggang dan dibumbui
satire (satir): sindiran atau ejekan secara halus; gaya bahasa sindiran
sebab-musabab (musabab): sebab-sebab; hal-hal yang menyebabkan
sedia kala (sediakala): seperti yang sudah-sudah; yang semula
seign/sign/sen (sein): tanda; isyarat; lambang; simbol
sekedar (sekadar): alakadarnya
sekering (sekring): alat pengatur arus listrik
sekolastik/skholastik (skolastik): filsafat pada abad pertengahan
sekor/score (skore): jumlah angka kemenangan; hasil pertandingan
sekores/sekors/skorsing (skors): pemecatan untuk waktu sementara
seksama (saksama): teliti dan cermat; tepat benar
seksuil (seksual): berkenaan dengan jenis kelamin
sekta (sekte): kelompok yang sepaham kepercayaannya; mazhab
sekterian (sektarian): penganut suatu sekte; sempalan
sekuadron (eskadron): sejumlah kapal terbang militer dalam satu kesatuan
sekuler (sekular): bersifat bukan keagamaan
selinder/slinder (silinder): selongsong; tabung
selulose (selulosa): zat dinding sel tumbuhan
semanda (semenda): ikatan keluarga karena pernikahan
sembrono (sembrana): perbuatan yang dikerjakan sambil bermain-main; gegabah
semedi/samadi (semadi): pemusatan pikiran untuk mencari wangsit
senggama (sanggama): hubungan badan; hubungan kelamin; koitus; setubuh
senikdok (sinekdoke): gaya bahasa dengan menyebut sebagian untuk seluruhnya
senopati (senapati): panglima perang; pemimpin pasukan tempur
sense/sinse (sengse): tabib Cina
sentausa (sentosa): terbebas dari bencana hingga tenteram dan sejahtera
sentimentil (sentimental): sifat menyinggung perasaan
sentra/central (sentral): di tengah-tengah; pusat
sepakbor/spakbor/spakbort (sepatbor): tutup roda penahan kotoran
sepanduk (spanduk): kain rentang berisi tulisan
sepesial/special (spesial): khusus; istimewa
sepesies/species (spesies): jenis atau macam hewan
sepionase (spionase): kegiatan mata-mata
sepirtus/sepiritus/spritus (spiritus): cairan beralkohol mudah menguap
sepon/spon (spons): busa karet
seprei (seprai): kain alas kasur
serba neka/serba aneka (serbaneka): beraneka macam; bermacam-macam; serba serbi
seruling (suling): alat musik tiup dari bambu atau plastik
seruni (serunai): alat musik tiup dari kayu
service (servis): jasa layanan; pelayanan
seterika (setrika): logam penghapus pakaian
setriker/stricker (striker): penyerang dalam permainan sepakbola
sex (seks): jenis kelamin
seyogyanya (seyogianya): sepantasnya; selayaknya
shaf (saf): lapis; deret; jajar
shalat/sholat (salat): sembahyangnya orang Islam
shampo (sampo): pencuci rambut
she/syeikh (syekh): sebutan keturunan Arab; alim ulama; kiai
shogun (syogun): kepala negara Jepang sebelum abad XX
sie (seksi): bagian dari organisasi
silahkan (silakan): minta dengan hormat; sudilah kiranya
silaturrahmi/silaturohmi (silaturahmi): pertemuan untuk mempercepat persaudaraan
simple (simpel): tidak rumit atau berbelit-belit; sederhana
sinagog (sinagoge): rumah peribadatan orang Yahudi
sindrome (sindrom): gabungan gejala penyakit
sinkope (sinkop): hilangnya satu suku kata atau fonem di tengah kata; misal baharu menjadi baru; bahagian menjadi bagian
sintesa/sintese (sintesis): pembentukan zat baru
sintesis (sintetis): perihal sintesis; tiruan
sipilis/siphilis (sifilis): penyakit kelamin
sipoa/sempoa (swipoa): alat hitung model Cina; dekak-dekak
sirik (syirik): mendua atau menyekutukan Tuhan
sirine (sirene): bunyi mendengung sebagai tanda bahaya
sistim (sistem): metode; cara; ala; model
siter/sitar (ziter): gitar berdawai banyak dan digesek
Siwa (Syiwa): sebutan dewa perusak dunia
skop (sekop): alat aduk tanah atau pasir
sky (ski): olahraga di atas salju dengan papan
slendro (selendro): irama gamelan Jawa
sleng/slank/slenk (slang): ragam bahasa di kalangan remaja
smash (smes): pukulan keras dan menolak ke arah daerah lapangan lawan
sobat (sahabat): handaitulan; kawan; teman
sodakoh/sodaqoh (sedekah): pemberian kepada fakir miskin; selamatan
softball/sofball (sofbal): permainan olahraga dengan bola
sokhib (sahib): yang memiliki; empunya; teman
solenoid (solenoide): kawat gulung batangan sulur
sorban (serban): kain ikat kepala model Arab
sosio drama (sosiodrama): drama masalah sosial
souvenir (suvenir): kenang-kenangan; cenderamata; tanda mata
spagheti/spagetti (spageti): makanan utama orang Italia
speedboat/speedbot (spitbot): kapal motor laju cepat
spink/sping/spinx (sfing): patung berkepala manusia, tetapi berbadan singa di Mesir
spirituil (spiritual): keruhanian; kejiwaan
sprint (sprin): lomba lari cepat jarak dekat
spur/spor (sepur): kereta api
sreg (srek): pas dan cocok; enak di hati
srigala (serigala): anjing kuning kelabu; anjing hutan
stagen/tagen (setagen): kain pengikat perut wanita
stand (stan): ruang pamer jual
standard/standart (standar): ukuran yang dibakukan; alat topang sepeda atau motor
standarisasi (standardisasi): usaha membuat standar; pembakuan
stansa/setansa (stanza): puisi delapan larik
stater (starter): alat penghidup mesin motor
stereotipe (stereotip): bentuk tetap tidak berubah; klise
sticker (stiker): tulisan pada plastik untuk ditempel
stip (setip): karet peghapus tulisan
stir (setir): kemudi kendaraan
stock (stok): persediaan barang
stress (stres): tekanan jiwa
strip (setrip): tanda pangkat pada bahu
strok (stroke): serangan otak dibarengi kelumpuhan
sub bab (subbab): anak bab; di bawab
sub bagian (subbagian): di bawah bagian
sub kontraktor (subkontraktor): kontraktor berskala kecil
sub tropik (subtropik): iklim antara tropik panas dan sedang
sub unit (subunit): bagian di bawah unit
subsidair (subsider): hukum kurungan akibat tidak membayar denda
subtansi (substansi): hakikat; yang sebenar-benarnya; inti
subtitusi (substitusi): pengganti
subyek (subjek): pokok pembicaraan; pelaku
sudet (sodet): robek atau bedah agar airnya mengalir
suhada (syuhada): mati sebab membela agama; syahid
suiter (sweter): baju lengan panjang dari kain tebal
suka cita (sukacita): bergembiraria; suka hati; sukaria
sundel (sundal): perempuan nakal; perempuan jalang
sunnah (sunah): hadis; perbuatan; kebiasaan
sup/soup (sop): sayur berkuah dengan kaldu
superman (supermen): manusia super; manusia istimewa atau luar biasa
supermasi (supremasi): kemampuan untuk menguasai
supir (sopir): pengemudi kendaraan roda empat
sur (syur): sangat memikat hati
surat (surah): bagian dalam Alquran
surve/survay (survei): peninjauan lapangan untuk penelitian
susastera (susastra): karya sastra adiluhung; seni sastra
sutra (sutera): kain dari benang sutera
swa sembada (swasembada): pemenuhan barang-barang kebutuhan sendiri
syafa’at (syafaat): pertolongan dari Nabi Muhammad
syah (sah): sesuai dengan hukum; tidak batal
syahdu (sahdu): menjadikan perasaan tenang; khidmat
syaraf (saraf): urat saraf; tali rasa
syareat (syariat): hukum Islam yang harus dikerjakan dengan praktik
syarekat (syarikat): perhimpunan; perkumpulan; rombongan
syetan/syaiton (setan): ruh jahat penggoda manusia
syiar/syi’ar (siar): penyebaran atau pemberitahuan kepada khalayak ramai
syrup/sirop (sirup): cairan pemanis; air gula beresens
syubat/syubkhat (syubhat): kurang jelas dasar hukumnya
syurga/sorga (surga): taman firdaus; tempat kebahagiaan yang abadi bagi ruh

T
ta’ala (taala): magatinggi; kata yang dipakai di belakang Allah
ta’zim/takjim (takzim): sangat sopan dan hormat; bakti
tabligh (tablig): penyiaran dan penyebaran ajaran Islam; pengajian
tahiyat (tahiat): salah satu doa waktu salat
tahta (takhta): tempat raja duduk; kursi raja; singgasana
talek (talk): bedak halus untuk kulit tubuh
tamzil (tamsil): misal; ibarat; umpama; ajaran cerita lama
tangker (tanker): kapal angkutan minyak
tape (tapai): penganan yang pemasakannya dengan ragi
tapelak (taplak): kain alas; tutup meja
tapi (tetapi): kata pertentangan dalam kalimat
tarkim/tarhim (tarkhim): seruan pemberitahuan di waktu subuh
taruna (teruna): usia muda; pemuda; bujangan; murid bakal perwira
tataniaga (tata niaga): pengaturan sistem perdagangan
tatto (tato): lukisan pada anggota tubuh
taubat (tobat): menyesal atas kesalahannya dengan minta ampun
tauco (taoco): lauk dari kedelai
taulada/toladan (teladan): layak atau patut ditiru; contoh yang baik
tawakkal (tawakal): berserah diri kepada Allah
taxi (taksi): mobil sedan angkutan umum
team (tim): kelompok; regu
tehnik (teknik): metode; cara kerja
tekat (tekad): kemauan keras dengan kebulatan hati
teke/tekek (tokek): cecak besar
telor (telur): benda yang berisi zat hidup calon makhluk
temenggung (tumenggung): pegawai tinggi di bawah bendahara; bupati tempo dulu
temu giring (temugiring): umbi yang dipakai untuk obat
tentram (tenteram): keadaan aman dan damai; tenang dan bahagia
teoritis (teoretis): berdasarkan teori; menurut teori
tepa selira/ tepo seliro (tepaselira): bisa merasakan apa yang dirasakan orang lain; toleransi
terimakasih (terima kasih): ucapan tanda bersyukur
terlanjur (telanjur): terlewat dari batas yang ditetapkan; kadung
terlantar (telantar): tidak terawat dengan baik; terbengkalai
terlentang (telentang): keadaan posisi berbaring
terong (terung): tumbuhan yang buahnya untuk sayur
terpedo (torpedo): senjata ledak luncur dari kapal
tersina (terzina): puisi tiga larik
test (tes): ujian untuk menjajagi kemampuan; percoban
thawaf (tawaf): berjalan tujuh kali mengitari kakbah sewaktu haji
theater (teater): gedung pertunjukan film
theologi (teologi): ilmu tentang ketuhanan
thesis (tesis): tulisan ilmiah untuk meraih gelar sarjana utama; pertanyaan berdasarkan argumentasi
thoriqoh/thoriqot (tarikat): cara hidup tawakal; kumpulan penuntut ilmu tasauf; jalan menuju kebenaran
ticket (tiket): karcis tanda naik kendaraan atau menonton pertunjukan
timun/ketimun (mentimun): buah lalap segar
tips (tip): persenan; upah; bonus
toa pekong/tepekong (toapekong): patung dewa yang dipuja di kelenteng
toge/tauge (taoge): kecambah kacang hijau
tolerir (toleransi): penyimpangan yang masih wajar; sikap toleransi
tonel (tonil): sandiwara; pentas drama
top hit (tophit): pada puncak kesuksesan
topaz (topas): batu permata aneka warna
toples (stoples): tabung plastik penyimpan roti
tour (tur): perjalanan wisata; pelancong; piknik
touris (turis): wisatawan; pelancong
tournamen/turnament (turnamen): pertandingan olahraga memperebutkan hadiah
tradisionil (tradisional): berpegang pada tradisi
trakhom/trachome (trakom): penyakit mata akibat serangan virus
trans Jakarta (trans-Jakarta): melintasi kota Jakarta
trapo (trafo): alat ukur tegangan listrik; transformator
trenggiling (tenggiling): binatang bersisik menyusui yang sering menggelinding
trengginas (terengginas): lincah, terampil, dan cekatan
tribun (tribune): tempat duduk tinggi panggung bicara
trilyun (triliun): dua belas nol di belakang angka
trinale (trienale): kegiatan tiga tahunan; tiga tahunan
tripang (teripang): binatang laut berduri warna hitam
triplek/triplex (tripleks): papan kayu berlapis-lapis
tritis (teritis): sekeliling rumah tempat air hujan jatuh dari genting
trofosfir (trofosfer): lapisan terbawah permukaan bumi
tromol (teromol): peti dari kaleng untuk merek; rem
trophi/tropi (trofi): hadiah untuk pemenang atau juara pertandingan
trotoir (trotoar): tepi jalan raya untuk pejalan kaki
trubus (terubus): tumbuh tunasnya; tunas
truwelu/teruwelu (terwelu): binatang pemakan rumput sejenis kucing; kelinci
tuna netra (tunanetra): tidak dapat melihat; buta
tungro (tungra): wereng hijau hama tanaman padi
turbo jet (turbojet): mesin pesawat udara berturbin jet
tut (tuts): tombol mesin tik; potret; piano; organ; tombol
type (tipe): model; corak; bentuk

U
ujian ulangan (ujian ulang): ujian untuk memperbaiki nilai
ukhrowi (ukhrawi): berhubungan atau bersifat akhirat; keakhiratan
ultra modern (ultramodern): luar biasa modernnya; modern sekali; mutakhir
urin (urine): air kencing; air seni
ustadz (ustaz): guru agama Islam; mubalig

V
valentin (valentine): hari kasih sayang
vampire (vampir): kelelawar besar penghisap darah; makhluk halus yang menakutkan
vanilli/panili (vanili): biji pengharum makanan
varices (varises): pelebaran pembuluh darah balik
varitas (varietas): tanaman berbeda dari lain kelompok
vaskuler (vaskular): perihal pembuluh darah
vegetarian (vegetaris): manusia yang berpantang makan daging
vermaks (vermak): pengubahan potongan atau model pakaian
vignet (vinyet): hiasan bentuk tumbuhan rambat
villa (vila): rumah asri di pegunungan



Y
yudikatif (judikatif): berkaitan dengan yang mengadili perkara; fungsi dan pelaksanaan keadilan
yudisial (judisial): berhubungan dengan pengadilan
yudo (judo): olahraga beladiri
yunior (junior): muda
yurisdiksi (jurisdiksi): berkaitan dengan hukum

Z
zahir/zohir/dhohir (lahir): keluar dari kandungannya; yang kelihatan dari luar
zam-zam (zamzam): mata air di Mekah
zig-zag (zigzag): berliku-liku; berkelok-kelok; berbelit-belit
zinah/jina (zina): persetubuhan yang tidak sah menurut hukum; senggama pria dan wanita yang bukan suami istri
zona (zone): wilayah yang dibatasi; daerah; kawasan
zygot/zigote (zigot): perkembangan lanjut pertemuan sel jantan dan betina; sebelum menjadi embrio

Kamis, 15 Oktober 2009

PUISI UNGUKU

UNGU PADA WARNA SENJA HARI

Ada aroma keharuman pada senja kehidupan
Aku membaui bunga ungu pada taman gersang
meski tak menusuk tak menyengat

Wanita baya paruh usia tak menjelang senja
Sinar ungunya terang silaukan tiap mata
Lebih setengah usiamu untuk mereka
Anak-anakmu yang bukan buah cintamu
Cucu-cucumu yang tak mengalir dari darahmu

Harum itu membau lagi,
Menyesak pada titik lubang pori
Tatkala kutahu Tuhan melengkapi hidup
Pada wanita paruh senja berdiri di cakrawala
Satu sisi tak kurang sisi lain kau tak punya
Tetap pada mereka cucu dan anakmu’
Yang bukan buah cintamu

Harum bunga ungu menelusur lagi
Pada celah tiap bilik rongga hati
pada setiap tarikan nafas yang kulakukan
tepat saat kumengerti redupnya mata
tak kuasa pudarkan percikan cahaya

Ungumu mampu meraih terang
Dan menyimpannya dalam hati
Hingga sinar putih ungu
Menerangi dan menyilaukan tiap mata
Panas kilaunya tapi tak mematikan harapan
Dingin redupnya tapi tak menggigilkan angan

Tapi bukan warna kuning
Yang hanya seperti kunang-kunang
Sekedar terang kecil awal musim hujan

Ungu pada warna senja hari
Tak coba hiraukan diri
Ungu pada warna senja hari
Tak hasrat bahagiakan dunia sendiri
Ungu pada warna senja hari
Tak coba terbangkan diri pada nirwana
Meski tahu ambang malam segera menghampiri

Biarlah kutiupkan seruling pada senja itu juga
Agar senandungku mampu membawanya
Terbang tanpa mengepak’kan sayap
Untuk membawanya mengelilingi langit
Hingga nampak dari atas sana
Betapa indahnya dunia
Meski aku tahu gelap segera menyudahi

Surabaya, 12 Oktober 2009


SANG PENDAKI




Sama sekali tak serupa gambar manusia
Mencoba menjadi ksatria di antara yang mengenalnya
Ini lebih liar dan ganas dari sosok manusia
Bahkan lebih congkak dari sang raja
Sayangnya tak lebih pintar dari si awan
Terlalu banyak melompat menggantung
Untuk menutup dan menyamarkan akal
Terlalu banyak berteriak-teriak
“suaranya mematahkan beton baja”
Peri budi bahasanya tak lahirkan makna
Keberaniannya asal tapi tak masuk akal
Bara semangatnya tak percikkan api
Memanjat tapi tak segera menggapai ranting
Kepekaan lidahnya menjulur menjilat-jilat
Laksana kemarahan lidah api pada sekam kering
Lumatkan buah manis harum berkulit duri
Baranya hanguskan sisi relung hati
Tak tersisa tanpa bekas
Akhirnya layu dan mati

Tepat saat tiap kepala berjalan pada sunyi
Kau coba goyangkan pinggul dan mulai menari
Agar stiap mata terbelalak terpesona
Kau gemulaikan gerak tanganmu
Biar sunyi menjadi hangar- bingar
Bak putri Zion yang memamerkan jenjang lehernya
Dengan gemerincing giring-giring pada mata kaki
Dan berharap pengakuan diri

Tapi sayang wahai kawanku
Sengatan panasmu tak melebihi kehangatan mereka
Karena muslihat kesombongan singgah di hatimu

Berhati-hatilah pada tanah yang kau pijak
Berhati-hatilah pada ranting pohon yang kau raih
Dan dengarlah nyanyian Daud
Tak mengejar hal-hal yang besar
Tak mernggapai hal-hal ajaib

Surabaya, 13 Oktober 2009


KETIKA KITA MEMBAGI CINTA




Sayangku, keberanianmu mengendap-endap malam ini
Untuk sekedar membagikan cinta pada anganku
Sempat membawaku dekat pada bara api
Kehangatannya menebal dari ujung ibu jari
Aku menggelepar sengaja tak sadarkan diri
Ini bukan salahmu

Sayangku, kelembutan desah nafasmu malam ini
Membangunkan kesenyapan alam mimpiku
Sempat membawaku pada tingkab langit biru
Keharumannya menghidupkan syaraf kematianku
Kita berdua menggetarkan sisi dinding surga

Sayangku, mendidihnya darahmu malam ini
Mampu meluluh-lantakkan ketegaranku
Menjadi keping-keping putih berserakan
Mengusutkan tirai penutup bilik asmaraku
Kita tak menghendaki tapi tak coba menghindari

Sayangku, keharuman aroma bibirmu malam ini
Menebarkan wewangian merasuk dalam jiwaku
Sempat mematikan rasa dan menghapus akalku
tapi aku menuliskannya pada buku kehidupanku
kita berdua menikmati dan tak menghindari

Sayangku, ada bau kelelahan dalam hidupmu
Untuk berdiri sendiri pada lorong sunyi
Sayangku, ada aroma hasrat dalam hidupmu
Untuk pedulikan dan hargai dirimu
Yang selama ini kau biarlan berjalan sendiri

Dan masih adakah malam-malam kita
Penuh bintang berkeliling pada rembulan
Sinar terangnya tak mampu menembus
Keinginan untuk tidak terpisahkan
Hingga kita tak mengingat lagi
Malam demi malam itu…

Surabaya, 16 Oktober 2009














Jumat, 11 September 2009

Puisi Keprihatinan

Untuk saudara-saudaraku korban gempa di Tasikmalaya

TARIAN BUMI DI TANAH PASUNDAN


kaki dan jemarimu yang telanjang
mengawali lagi menapak batuan
jalanan pedesaan berdebu
likunya meliuk mengiring lorong
mengingatkan indahnya tarian
khas Sunda bumi Parahyangan
serulingnya menidurkan sepinya
Galunggung dan Tangkuban Perahu
persada bumi kethuk tilu pun
terdiam tak menggeliat

Ujang, teriakanmu sadarkan mimpi
tiap perempuan penanak nasi
dan dapur mereka penuh terisi
piring gelas ember dan panci

Ujang, teriakanmu penuhi harapan
tiap insan di perut pedesaan
dan segala kebutuhan tercukupkan
makan pakaian menjelang lebaran

"Ini Ramadhan kaberkahan" katanya

Tua muda pria wanita dan tidak semua
di desa di kota dan tidak semua
mencoba tak liarkan hasrat
dan keinginan ambisi kuasa diendapkan

Biarkan air liur membanjir
teriakan Ujang tetap terdengar lantang
tawarkan pecah belah dan piutang
Biarkan piringan hitam pada perut
nyanyikan alunan irama keroncong
mengantar berputar pada lilitan pusar
teriakan Ujang tak membatalkan niat

Baru saja sembilan belas langkah
harapanmu menerjang puting beliung
derasnya terbangkan sisa-sisa kepastian
tanah yang kauinjak pecah merekah
membentuk garis lurus rapi membujur
laksana barisan para tentara
yang tak pangkal dan tak ujung

Tanah leluhurmu meliuk menari
geulis pisan . . .tariannya

Tariannya tumpahkan darah
tariannya hantarkan manusia pada maut
dawai kecapinya gemparkan jeritan
serulingnya runtuhkan keperkasaan
tembok benteng punggung bukit kaki gunung
gemulai tariannya mengubur kehidupan
tak hiraukan tua muda remaja
dari si renta bahkan si mungil bayi
yang ada dalam rahim istri kabayan

Ujang, gelas piring dan panci darimu
menghilang muksa tak di rimba
padahal perempuan perempuan itu
belum sekalipun memakainya

Ujang, uang pinjaman darimu
belum sempat dibelanjakan
masih utuh terselipkan
di balik kain ikat kepala suaminya
terkubur jadi satu dengan keluarga itu

Ujang, kedahsyatan tarian gempa pagi itu
semoga semakin menguatkan puasamu
meski bantuan dari saudara-saudaramu
di pelosok negeri
belum sampai ke tenda penampungan
tempatmu saat ini

Kamis, 03 September 2009

NEGERI JIRAT ENCIK DATUK

NEGERI JIRAN MALAYSIA ATAU NEGERI JIRAT MALAYSIA?

(dalam bahasa ringan sehari-hari)

Malaysia. Negara yang berdekatan dengan Indonesia bahkan sebagian dari wilayahnya dampet siam dengan Kalimantan, oleh bangsa Indonesia selama ini dianggep sebagai sedulur sinarawedi, sedulur cedhak, bangsa serumpun sekawan dan dalam jalan yang seiring ternyata telah “menohok dan menikam kawan seiring dari belakang”. Tak tanggung-tangung beberapa hal telah diambilnya dari bangsa serumpunnya Indonesia, baik kebudayaan maupun wilayah kedaulatannya dengan terang-terangan (ngrampas) atau secara diam-diam (nyolong, nyuri). Dan ini terjadi karena memang Malaysia adalah negara miskin budaya (sebatas budaya sastra Melayu lama dan ini pun terseok-seok perkembangannya, bahkan tidak berkembang sama sekali). Miskin karya cipta. Miskin komponis. Menurut berita dari kawan, di Malaysia lagu-lagu yang diputar adalah lagu-lagu Indonesia. Pantas saja ketika “DEWA 19” mangung di sana banyaknya penonton melebihi kampanyenya perdana menteri Abdullah Ahmad Badawi. Mari kita cermati dengan objektif budaya apa sih di Malaysia yang menonjol? Gak ada khan? Dan rasanya kekayaan budaya yang ada semua adalah hasil jiplakan atau bahkan curian. Dan yang lebih parah lagi, Malaysia adalah satu negara yang miskin etika dan perikemanusiaan dalam pergaulannya dengan bangsa yang mengaku tetangganya. Tengok saja, berapa TKI dan nyawanya melayang, berapa banyak TKI yang pulang dari Malaysia dan punggungnya melepuh meninggalkan cacat bekas seterika yang menempel karena siksaan. Tetapi dalih mereka, yang bunuh diri lah, yang terjatuh lah (masak terjatuh dari lantai 10 lantai paling atas sebuah apartemen). Emang TKI kita biyayak’an manjat-manjat ke lantai 10? Anda percaya!!

Maaf saja, sebagai warga bangsa Indonesia (yang keindonesiaannya sampai ke tulang sunsum) layak berbangga diri, karena Indonesia memiliki ribuan ragam budaya, tanahnya mengandung jutaan ton minyak dan barang tambang. Seperti grup band legendaris Indonesia Koes Plus pernah mengatakan “orang bilang tanah kita tanah surga tongkat kayu dan batu jadi tanaman dan laut kita diibaratkan kolam susu, pulau-pulaunya bak untaian ratna mutu manikam”. Makanya tak usah heran jika si jiran ngelirik bahkan sampai melotot karena iri.

Jika kita telusuri silsilah serumpun atau tidak serumpun, memang Indonesia dan Malaysia itu satu rumpun bangsa Austronesia. Dipercayai berasal dari golongan Austronesia di Yunnan. Kelompok pertama dikenal sebagai Melayu Proto. Mereka berpindah ke Asia Tenggara pada Zaman Batu Baru (2500 SM). Keturunannya adalah penduduk Asli di Semenanjung Malaysia, Dayak di Sarawak, Batak, Komering di Sumatera dan Jawa. ,Herannya melayu malaysia sekarang “berlagak” seolah-olah kitalah TUAN PUNYA TANAH. Tapi tak pula mengaku keturunan orang asli, malu, jatuh ’standard’. Karena berlagak itulah maka Malaysia coba-coba bikin ulah mengklaim yang bukan miliknya sendiri, entah itu wilayah negara atau budaya. Wilayah dan budaya yang “diganggu” tentulah yang paling dekat dengan negaranya yaitu Indonesia. Ini terjadi sudah sejak lama, sejak zamannya Bung Karno dulu, bahkan sebelum Bung Karno. Malaysia berani melakukan hal itu karena Indonesia mulai dikenal sebagai bangsa “pendiam”. Sehingga apapun yang dilakukan Malaysia terhadap Indonesia mereka tidak merasa khawatir akan adanya gejolak. Merekapun sudah memperkirakan gejolak yang ada yah cuman sebatas “teriakan saja”, nanti khan reda sendiri.

Eeeeeit…nanti dulu! Kita diam ini bukan karena takut. Kita ini masih menjunjung tinggi musyawarah biar ada kemufakatan. Tapi kalau diperingatkan dan diajak ngomong-ngomong gak mau, yah mau apalagi, tidak ada kata lain kecuali kata GANYANG!!! Seperti wasiat luhur bapak pendiri Indonesia Soekarno, yang sampai saat ini wasiat luhur itu masih tetap ada di tiap benak bangsa Indonesia dan tinggal melaksanakan saja.

Berikut daftar kekayaan negeri Indonesia yang dengan sukses telah dipromosikan sebagai milik bangsa dan negaranya Siti Nurhaliza yang cantik itu.

1. Pulau : Sipadan, Ligitan. (Ambalat dan Jemur sedang diincar)

2. Lagu : Rasa Sayange, Terang Bulan (syairnya diubah), terakhir lagu R&B -nya Saykoji.

3. Budaya (tari) : Tari Pendet, Wayang, Reog Ponorogo, Gamelan

4. Makanan : Rendang Padang

Polah tingkah ulah salah negeri jiran (tetangga) sebelah tentunya tidak mengundang simpati kalangan dunia. Kita sih menyadari kalau Malaysia itu saat ini sedang mencari jati diri bangsanya. Ciri budaya apa yang kira-kira dapat mengangkat pamornya di mata dunia. Ekonomi? Budaya? Sumber daya alam?

Memang ekonomi kita tidak sehebat Malaysia, tetapi apakah perekonomiannya akan tetap stabil? Tentunya suatu saat akan mengalami kelesuan dan kemunduran. Sementara sumber daya alam dimana pun juga ada batasnya, tak mungkin selamanya dieksplorasi. Malaysia tahu satu-satunya celah untuk dapat mengangkat harkat dan martabat bangsanya adalah kebudayaan. Tapi sayang, yang dilakukannya nakal, curang, dan melanggar etika sopan santun dalam pergaulan antarbangsa. Bahkan tanpa malu dan tedheng aling-aling (terang-terangan) nyaplok hasil karya bangsa lndonesia.

Akan lebih baik dan bermartabat jika Malaysia mengirimkan warganya ke Indonesia untuk belajar koreografi, komponisasi, kuliner, dan ilmu lain yang bermanfaat bagi bangsanya.

Kita terbuka dan sangat senang karena dapat menularkan ilmu ke bangsa lain. Ya toh…

Atau minta bantuan kita lagi untuk mengirimkan guru-guru ke sana agar tidak hanya mengajarkan ilmu pengetahuan tetapi juga mendidik agar akhlaknya baik. Kita mau kok.

Jangan hanya mengirim Nurdin Muhammad Top (yang pengin ngetop di Indonesia tapi caranya nggak keren abis). Jika hanya mengirim spesies manusia semacam ini, tak mustahil negeri jiran (tetangga baik) berubah menjadi negeri jirat (batu nisan, kematian).

Dan kita tidak mau punya tetangga semacam itu. Kita ingin punya tetangga yang adem ayem, dapat bekerja sama, nggak iri hati, nggak usil, nggak suka nggangu, dan merasa serumpun.

Sudahleh encik datuk kite ni tetangge, ta usah lah buat aksi. Usahlah coba-coba usik tu harimau yang sedang tidur.

LASKAR PITA MERAH PUTIH

Kamis, 30 Juli 2009

MENGAPA PUISI?

Mengapa kita suka membuat puisi, bersusah payah mengartikan puisi? Yang begitu sulit diartikan. Mengeja tiap katanya dan merangkai kalimatnya untuk menjadi bisa mengerti.
Saya medifinisikan puisi sebagai sekumpulan kata pilihan yang dirangkai dengan mempertimbangkan keindahan larik (rima), majas (metafora), makna dan irama (bunyi). Titik beratnya pada kata-kata yang dipilih. Dimana kata tersebut merupakan hasil dari perenungan, kotemplasi atau mungkin ide yang muncul secara tiba-tiba karena si Pembuat puisi merasa “mendapat mod “. Kata-kata yang merangkai puisi merupakan “kemasan” yang menggambarkan keadaan kehidupan si penulis dengan berbagai macam sudut pandang dan faktor-faktor yang mendorong.

Jadi, seperti pernyataan seorang sastrawan Rusia, bahwa ia lebih memilih menulis puisi ketimbang prosa bila hendak mengungkapkan pikiran secara sangat padat dan dengan kekuatan maksimal.

“Puisi? Karena jika kalian bisa membaca puisi, kalian bisa baca apa saja,”

Barangkali benar, bahwa bila kita bisa memahami puisi, maka kita akan bisa membaca apa saja (baca: kehidupan). Sebab puisi tak saja terdiri dari sekumpulan kata yang mempertimbangkan keindahan bunyi dan kiasan, tapi juga menyimpan tanda-tanda yang tidak secara langsung bisa ditangkap dan dicerna pembacanya. Maka, apabila kita terlatih membaca tanda atau kode di dalam puisi, kita pun bisa membaca setiap tanda yang kita jumpai.

Makna sebuah puisi memang sangat tergantung kapan puisi itu ditulis. Tidak saja kondisi sang penyairnya, tapi juga zamannya. Setiap membaca puisi-puisi Chairil Anwar, saya selalu menemukan kemuraman (sekalipun di dalam puisi “Aku” yang seringkali dibacakan dengan garang) – mungkinkah karena kehidupannya yang bohemian? Atau sajak-sajak Rendra yang menyuarakan kebebasan suara hati karena pembungkaman oleh pemerintahan orde baru yang represif. Dan kita pun dapat memahami, mengapa banyak penyair tua yang lebih banyak menulis puisi-puisi “rohani” – yang itu memberikan petunjuk tentang suasana psikologis dan kesadaran diri sang penyairnya. Sebagaimana halnya anak muda yang lebih suka menulis puisi cinta – yang kadang justru karena cintalah mereka mendadak menjadi seorang penyair yang romantis sekaligus gombal.

Lalu, mengapa puisi? Dan mengapa hingga sekarang orang masih menulis dan membaca puisi?

RODA DAN KAKI PERKASA

Hentakan pangkal telapak kaki

bergantian antara kanan dan kiri

melukiskan bilur memar

pada perjalanan nadi

bekasnya membesar

laksana air yang menyusur

sepanjang bibir tepian sungai

yang menyambut keringnya sendi kaki

pada akhir musim penghujan


Tiap sisinya memecah dan tebal

tak sempat memalingkan waktu

ketika bangkit tanpa gerakan

dari tiap hentak kayuhannya

yang coba lampaui bekas jejak

ada tapi tak mengikutinya

karena tersapu kepulan asap debu

dari beribu liang besi pembuangan

yang aromanya melukai paru-paru


Beban berat itu bersandar

pada pengayuh kedua kaki

semakin bersembunyi

karena kuatnya jiwa

dan oleh wajah-wajah lugu

dalam kemasan ketulusan

dan setia menyamarkan di balik pintu


Keletihan napas tak mampu lapangkan rongganya

yang tak diundang tapi mencoba menyapa

dan mengintip di sela tiap jeruji

penopang putaran roda pembawa usia

tiap pagi menjelang senja hari

hingga meregang dan segar lagi

Kadang roda mencoba lewati kubangan

sekedar menghindar menangkis celaka

saat azab mengajak seiring berkeliling

Kadang kecepatannya melesatkan hasrat

di antara gegap gempita

dan makian beribu kendaraan

yang mengurungku di belantara kota

Aku menghindar dari cahayanya

saat matahari mengajak bersahabat

dan menawarkan hangatnya

karena saat itulah aku merasakan

nikmatnya tak menyeka keringat

Aku tak merasa kehilangan harapan

Aku tak merasa kehilangan arti

Aku tak merasa di simpang kebimbangan

ketika rantai penggulung gigi sepeda

enggan dipaksakan memutar

untuk segera mengirimkan rohku

ke penghujung keinginanku

bersama rapuhnya tulang pengayuh

dan semakin berkaratnya

besi penyangga roda.

Surabaya, 30 Juli 2009

Selasa, 28 Juli 2009

PERJALANAN PULANG

Sekali saja keinginan ini
melintas tak sampai batas
membawakan rindu pada cakrawala
tiupannya membakar jerami
hingga angan tak gemulai lagi
saat tirai penutup bingkai
berkerut dan menutup

Aku mencoba menyisihkan kecewa
agar rinduku ini keras membatu
Bayangan penjuru pada sisi jalan
penentu jarak antarwaktu
antara kota yang tak sama biru
Napasnya memanggang ingatan
mencoba merajut senyuman
pada lembar bibir mungil mengering
Barisan rimbunnya semak
belukarnya menghangatkan batang jati
yang menyusur sepanjang rel kereta api
Nyanyiannya laksana mantra
mengalun dari mulut hitam
pengasong koran kumal
yang melesatkan beribu warna tipu daya
mencoba membius hasrat agar terpikat
mencoba melelapkan agar tersesat

Tak hendak kuliarkan peduliku
karena rinduku terlampaui arti
dan tak akan kubiarkan
ujung kertas sampulnya terluka
selama suara derit kaki-kaki besi
dan siulan cerobong di penghujung
membangunkanku

Surabaya, 28 Juli 22009