RAISA
SAHABAT KECILKU
Berjalanlah
waktu senja temaram menjelang meredup
Kepenatan
yang kubawa memarkan pangkal kaki
Seketika
sirna bersama tatap sayu matamu
Lewat minyak rempah penghangat tubuhmu sore ini
Aromanya
menyusup sepertiga pintu kayu tertutup
Raisa
teman kecilku,
Kemanjaan
menggemulai mengibar hitam pekat rambutmu
Bermain
dalam kenakalan alami keluguan masa hijaumu
Membalut
tingkah celoteh dalam kepolosan keriangan
Seakan
menjadi pengiring gontainya senja berjalan
Dalam
kepengapan petak kamar tiga kali tiga
Kekeh
tawamu menyambut lesu tapak kaki sepatu
Menggantikan
rona canda tawa anakku nun jauh di sana
Raisa
kawan kecilku,
Maaf jika
tak banyak waktu untukmu
Bermain
mengenal dunia menyambut malam
Karena
gelap temaram nian pada penghujung
Rasa
kantukmu mengajak segera memapar selimut
Botol
susu merindukan genggam pelukanmu
Panggilan
lembut kasih sayang mama menyambut
Membimbing
menyiapkan keindahan esok pagi
Raisa
kecil, temanku . . . .
Jika
pendeknya sisa waktu sore ini menghalangi
Dongeng
ceritaku yang kunyanyikan di telingamu
Usah kau
gundah karena petang menyusul esok hari
Merenggeklah
Raisa seperti bidadariku nun jauh di sana
Nyanyian
cerita akan kulagukan dengan segera
Karena
engkau, Raisa, penyapu kesendirian hati
Jelmaan
buah kisah cinta kasih sementara waktu
Pengganti
tangis tawa anakku nun jauh di sana
Raisa
kecil, kawanku…..
Terima
kasih masih kau berikan waktumu
Menemani
sepi kepengapan tiap petang
Pada tiga
kali tiga petak milik kakekmu.
Surabaya, 5 September 201