DIPERMAINKAN RASA
Tepat di awal penanda mulainya pacuan ketajaman
hidup mati salah benar baik buruk mampu tak berdaya
dipertaruhkan hanya dalam hitungan menit tanpa detik
akal budi pikiran kebebalan kebodohan dan kepandaian
menyempatkan diri menggandeng kelicikan kecurangan
dan tipu muslihat agar memenangkan pertarungan
Saat dentang tiga kali aku melihat congkak dunianya
terkalahkan oleh sembilan puluh menit pertarungan
saat dua ribu sepuluh macam gaya strategi pola
dari gambar bentuk ketidakcerdasan berusaha
agar dirinya tidak terkalahkan
oleh majunya peradaban dan ilmu pengetahuan
Seharusnya mereka merasa tidak layak melakukan
karena hasil kecurangan itu tak terapresiasi jiwa
semestinya mereka tak berani maju di arena
selayaknya mereka akan gagal memperlambat waktu
Kecurangan menjadi kekuatan untuk diandalkan
pencurian waktu dibisikkan sang iblis lewat ketakutannya
permainan mata antar petarung bak lirikan penari Bali
kecepatan tangan bak pesulap menyilapkan tatapan
hingga keberanian untuk merebut bendera
dari sang penjaga garis
aku sempat tersenyum menikmati adegan ini
Ternyata kawan, mereka sedang dipermainkan
oleh persaingan nilai-nilai kehidupan dan taruhannya
juga oleh perseteruan kesucian pikiran,
keterbatasan pengetahuan
dan bujuk rayu si iblis laknat
Ternyata kawan, empat dari dua belas harapan
menggelepar terkalahkan oleh ambisi sendiri
sebelum sang pelatih melemparkan handuk
pertanda penyerahan diri atas kekalahan ini
Sembilan puluh menit pertarungan sengit
telah merobek urat-urat takut dan kengerian
dua belas kursi saling mengapit tanpa berderit
kalah..tergolek penuh sayatan pisau kebencian
setelah itu, mereka bergegas tinggalkan arena pacuan
laksana sang jagoan dipenuhi kemenangan
Tapi ketahuilah kawanku . . .
penonton telah meninggalkan panggung pertunjukanmu
sepuluh menit yang lalu sebelum layar penutup
warna-warninya aneka rupa tabiat diturunkan
karena mereka bosan akan permainanmu
dan tentunya watak yang kalian perankan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar