Jumat, 11 September 2009

Puisi Keprihatinan

Untuk saudara-saudaraku korban gempa di Tasikmalaya

TARIAN BUMI DI TANAH PASUNDAN


kaki dan jemarimu yang telanjang
mengawali lagi menapak batuan
jalanan pedesaan berdebu
likunya meliuk mengiring lorong
mengingatkan indahnya tarian
khas Sunda bumi Parahyangan
serulingnya menidurkan sepinya
Galunggung dan Tangkuban Perahu
persada bumi kethuk tilu pun
terdiam tak menggeliat

Ujang, teriakanmu sadarkan mimpi
tiap perempuan penanak nasi
dan dapur mereka penuh terisi
piring gelas ember dan panci

Ujang, teriakanmu penuhi harapan
tiap insan di perut pedesaan
dan segala kebutuhan tercukupkan
makan pakaian menjelang lebaran

"Ini Ramadhan kaberkahan" katanya

Tua muda pria wanita dan tidak semua
di desa di kota dan tidak semua
mencoba tak liarkan hasrat
dan keinginan ambisi kuasa diendapkan

Biarkan air liur membanjir
teriakan Ujang tetap terdengar lantang
tawarkan pecah belah dan piutang
Biarkan piringan hitam pada perut
nyanyikan alunan irama keroncong
mengantar berputar pada lilitan pusar
teriakan Ujang tak membatalkan niat

Baru saja sembilan belas langkah
harapanmu menerjang puting beliung
derasnya terbangkan sisa-sisa kepastian
tanah yang kauinjak pecah merekah
membentuk garis lurus rapi membujur
laksana barisan para tentara
yang tak pangkal dan tak ujung

Tanah leluhurmu meliuk menari
geulis pisan . . .tariannya

Tariannya tumpahkan darah
tariannya hantarkan manusia pada maut
dawai kecapinya gemparkan jeritan
serulingnya runtuhkan keperkasaan
tembok benteng punggung bukit kaki gunung
gemulai tariannya mengubur kehidupan
tak hiraukan tua muda remaja
dari si renta bahkan si mungil bayi
yang ada dalam rahim istri kabayan

Ujang, gelas piring dan panci darimu
menghilang muksa tak di rimba
padahal perempuan perempuan itu
belum sekalipun memakainya

Ujang, uang pinjaman darimu
belum sempat dibelanjakan
masih utuh terselipkan
di balik kain ikat kepala suaminya
terkubur jadi satu dengan keluarga itu

Ujang, kedahsyatan tarian gempa pagi itu
semoga semakin menguatkan puasamu
meski bantuan dari saudara-saudaramu
di pelosok negeri
belum sampai ke tenda penampungan
tempatmu saat ini

Tidak ada komentar:

Posting Komentar