Mengenang 130 Tahun Si Trinil Kartini “Pendobrak Tradisi Pingitan” dari Jepara
Oleh : Bambang Sumbogo
Keriuhan panitia dalam merencanakan berbagai kegiatan, renggekan para siswa perempuan kepada ibunya untuk disiapkan sanggul dan baju kebaya, pertengkaran antara adik kakak karena berebut kosmetik untuk persiapan bersolek besok pagi karena “Kartinian”di sekolah, baik SMP maupun SMA, dan suara-suara fals dari bibir para peserta lomba paduan suara saat dengan bersemangat menyanyikan lagu “IBU KARTINI”, tidak pernah lagi terdengar. Yang sekali waktu masih tampak hanyalah “Kartinian” anak- anak SD dan TK. Itupun hanya oleh sebagian kecil sekolah di desa terpencil yang mungkin “masih memahami pentingnya nilai menghargai ”, dan itu pula kalau sekolahnya memang sudah memrogramkan dan mau melaksanakan.
Apakah hal ini yang dinamakan “ausnya” penghargaan terhadap apa yang telah diperjuangkan Si Trinil (Pangilan RA Kartini semasa kecil), setelah buah hasil pemikirannya dinikmati hampir sebagian besar perempuan di negeri ini? Atau hilangnya kesadaran bangsa akibat mendunianya berbagai hal dengan berbagai kemudahan? Atau mungkin pula, karena “kesetaraan” yang diperjuangkannya dahulu telah tercapai dan bahkan telah melampaui target hakikat “setara”?
Jika saja Si Trinil masih hidup saat ini, mungkin saja ia akan tersenyum penuh kebanggaan dan keharuan, karena kaumnya bukan lagi kaum yang hanya “wani ditata” (mau diatur), dan hanya berkodrat “ngrempu” dan “ngempu” (mengandung, melahirkan, dan merawat anaknya). Kaum Si Trinil sekarang telah menjadi kaum yang “wani nata” (berani mengatur) dan berkemampuan “ngampu” (mengatur, memimpin), hal ini jika kita lihat dari kata “wanita” dan “perempuan” hubungannya dengan sepak terjangnya yang dapat kita lihat dan rasakan saat ini.
Pengaruh Door Duisternis tot Licht dalam memotivasi perubahan kadar derajad perempuan terhadap dominasi kaum pria, sekaligus dirasakan sebagai energi pendorong dan pendobrak ketidakberdayaan wanita, bukan saja pada “hak” tetapi juga “kesempatan”.
Keinginan, tekad, dan semangatnya juga mengilhami para wanita
Saat ini partisipasi wanita di
Berbagai hasil “kesetaraan” penting kaum perempuan
1. Megawati Soekarno Putri
- Megawati merupakan satu-satunya wanita
2. Moetia Hatta
-Mutia Hatta merupakan mantan mentri Pemberdayaan wanita pada Kabinet Indonesia Bersatu. Beliau juga merupakan salah satu antropolog perempuan yang selama 30 tahun ini concern keliling seluruh pulau di
3. Sri Mulyani
-Sri Mulyani saat ini menjabat diposisi penting yaitu sebagai Menteri Keuangan Republik
4. Ani Yudhoyono
-Ani Yudhoyono saat ini merupakan orang no 1 di
5. Dr. Pratiwi Sudarmono
Merupakan salah satu calon astronot perempuan
6. Titiek Puspa
-Merupakan penyanyi sekaligus seorang aktris. Di usianya yang sudah senja dia masih aktif dalam berkarya di dunia musik dan hiburan.
7. Siti Fadilah Supari
- Beliau merupakan Menteri
8. Christine hakim
Merupakan aktris senior yang tidak diragukan lagi kemampuan aktingnya. Sudah banyak film yang diperankannya dengan penuh pnghayatan, sehingga tidak salah bila beliau mendapatkan banyak Achievement dalam dunia musik
9. Miranda Goeltom
-Miranda Goeltom merupakan direktur utama Bank
10. Moeryati Soedibyo
- Moeryati Soedinyo merupakan wanita
Mungkin si Trinil tidak menghendaki penghormatan atau penghargaan atas misi besar yang pernah diperjuangkannya sehubungan dengan perubahan kesetaraan dan derajad perempuan
Bagi wanita sendiri, dengan upaya awalnya itu kini kaum wanita di negeri ini telah menikmati apa yang disebut persamaan hak tersebut. Perjuangan memang belum berakhir, di era globalisasi ini masih banyak dirasakan penindasan dan perlakuan tidak adil terhadap perempuan.
Itu semua adalah sisa-sisa dari kebiasaan lama, yang oleh sebagian orang, baik oleh pria yang tidak rela melepaskan sifat otoriternya, maupun oleh sebagian wanita itu sendiri yang belum berani melawan kebiasaan lama.
Perjuangan “kesetaraan” telah di mulai oleh si Trinil Kartini dari pesisir utara Jepara. Tugas kita sekarang menumbuhkan kesadaran bangsa atas pentingnya “menghargai pahlawan bangsa” di seluruh penjuru
Tidak ada komentar:
Posting Komentar