Senin, 01 September 2008

Mengoptimalkan Waktu Pembelajaran di Perpustakaan

Pernahkah anda (guru) memindahkan proses pembelajaran siswa ke perpustakaan? Apakah anda sudah menyiapkan strategi agar pembelajaran itu mencapai tujuannya? Dan apakah para siswa lebih terfokus belajarnya?

Coba kita renungkan ilustrasi berikut ini, "Seorang penggembala itik membawa 200 itiknya ke bencahan sawah yang baru saja di panen menjelang musim tanam. Di tempat paling nyaman bagi para itik itu, mereka tersebar tanpa menghiraukan lagi gembala yang berlari-lari menghardiknya karena para itik semakin menjauh dari pantauannya.

Ri...ri...ri...ri, panggil gembala agar itik piarannya mau mendekat. Tapi para itik tetap saja asyik melahap makanan yang dijumpainya, tanpa mengindahkan panggilan si gembala, mereka kian jauh dan semakin jauh dari jangkauan si gembala.

Seandainya, sejak semula si gembala merencanakan penggembalannya dengan baik, mencari tempat yang baik, dan tdak malas untuk berlari mengejar itik yang menjauh tentu tak akan ada itik yang tersesat dan bahkan mati"

Ilustrasi di atas menggambarkan betapa pentingnya perencanaan pembelajaran bagi guru, siswa, dan kelas ajar dalam rangka pencapaian tujuan belajar.

Merencanakan proses pembelajaran bukan hal baru bagi guru, karena setiap guru tahu bahwa keberhasilan proses pembelajaran sangat ditentukan oleh perencanaan guru itu sendiri.

Perencanaan tersebut disusun secara terstruktur untuk suatu bidang studi, sehingga memberikan pedoman dan instruksi untuk mengembangkan strategi yang baik agar sasaran dan tujuan pengajaran yang telah ditetapkan tercapai.

Membawa siswa belajar di perpustakaan berarti mengarahkan siswa untuk menjelajah pustaka (buku, internet, surat kabar, majalah, dan sumber lain) secara mandiri, dan siswa hanya mengandalkan petunjuk awal dari gurunya di kelas sebelumnya.



APA YANG HARUS DILAKUKAN ?

Saat para siswa menjelajahi dunia pustaka dengan berbagai pilihannya, apa yang sebaiknya dilakukan guru saat itu ?Duduk terdiam, berjalan berputar, ngobrol dengan pustakawannya, sibuk membaca buku, sibuk membaca koran, atau bahkan menjauh dari para siswa yang sedang mengerjakan tugasnya?

Jika demikian halnya yang dilakukan guru, tidak ubahnya seperti ilustrasi itik dan gembalanya di atas. Suasana jadi kacau, tak terkendali, tidak punya arah, bahkan mengganggu kenyamanan pengunjung perpustakaan yang lain, dan jauh dari hasil yang diharapkan.

Akan lebih terkelola kelasnya jika :
- Guru berperan aktif mendampingi, membimbing, dan mengarahkan para siswa dalam penjelajahannya itu agar hasil pekerjaan siswa maksimal.
- Guru perlu mengontrol kegiatan siswa satu per satu serta memberikan pengarahan yang
berhubungan dengan tugas yang diberikannya.
- Guru harus menegur siswa yang tidak menggunakan waktu di perpustakaan dengan baik,
terlebih kepada mereka yang hanya berbicara dengan temannya.
- Guru dan siswa harus bertanggung jawab terhadap peraturan yang berlaku di perpustakaan,
baik penggunaan maupun peminjaman buku.
- Guru dan siswa ikut menjaga kondusifitas belajar di perpustakaan karena ada pengunjung lain
yang sama hak dan kewajibannya.

Untuk itu, perencanaan pembelajaran perlu disiapkan sebelum kita (guru) membawa siswa belajar di perpustakaan, yaitu :
- Kompetensi dasar yang akan dicapai berdasarkan silabus pembelajaran harus jelas.
- Menyiapkan RPP yang mendukung proses pembelajaran.
- Menyampaikan tugas kepada siswa sesuai materinya dengan arah dan hasil yang jelas, hingga siswa tidak bertanya lagi saat di perpustakaan. (Tugas yang diberikan hendaknya memenuhi waktu yang telah ditetapkan)
- Mengingatkan kepada siswa tentang tata tertib perpustakaan.
Dengan demikian proses pembelajaran di perpustakaan dapat optimal baik dari waktu yang tersedia maupun tujuan dan sasaran yang ingin dicapai, dengan tetap memperhatikan keheningan suasana perpustakaan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar