DALAM WARNA
PUTIHMU
Aku mencoba sambil menari-nari
merajut bunga merangkai kata
kuselipkan pada padatnya waktumu
Aku mencoba sambil menari-nari
merajut bunga merangkai kata
kuselipkan pada padatnya waktumu
agar
indah redup sayu mata itu
Aku mencoba berlari-lari
mengubah kehendak menjadi harapan
untuk menyegarkan lelah jemarimu
setelah
kau pakai menandai keceriaan
bersama
jiwa yang menyebutmu Bunda
Tak akan kuberani menarik
apalagi
sampai menghardik
takut kuku panjangku melukai hatimu
takut kuku panjangku melukai hatimu
meski
sekali waktu kaupun merasa
“sudah
terlanjur luka…”
tapi darah
tak menetes merah
lukamu pun enggan membuka
lukamu pun enggan membuka
hingga mengering
sendiri
seiring
perjalanan waktu
Putihmu
kekuatan dekatnya Tuhan
sedang dalam
putihmu aku kelabu
Putihmu
pagar kawat berduri
tak
mudah terlewati dan perlu hati-hati
Putihmu
melenyapkan kesadaran
menyamarkan
tiap warna kilauan
Di
depan putihmu aku tak berdaya
kekuatanku
menyusun kata sirna seketika
terkalahkan
warna putih kesucian hati
yang
semerbak harumnya wujud nyata
pada
pesona rupawan nan cantik halus
dari
gemulainya langkah gerak tutur budimu
Luapan
gelora samuderaku surut menyusut
Tak
hendak hati
memporak porandakan putih itu
Tak
sampai niatku
mencerabik keindahan mimpi
Doa
pujian kebesaranNYA
melantun dari bibirmu
bak
cerita siang hari
dan kidung pada malamnya
tak
nampak waktu menghela napas sedetik
sampai
dini pada batas pagi memetik hari
tak kutemukan
kelelahan dan keputusasaanmu
menghentikan
niat hasrat mimpi indahmu
sampai
DIA penguasa segala penguasa
menjawab
nyanyian pujian dan doa..
dalam
lembar-lembar warna putihmu
suroboyo rolas patangpuluh
sepuluh juni rongewumolas
Tidak ada komentar:
Posting Komentar